Kamis 21 Jan 2016 09:54 WIB

FPKB: Aksi Teror di Thamrin Bukti Pancasila tak Sakti Lagi

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bayu Hermawan
Pos Polisi Sarinah tempat ledakan bom pada Kamis (14/1).  (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Pos Polisi Sarinah tempat ledakan bom pada Kamis (14/1). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI, Yanuar Prihatin mengatakan aksi teror yang terjadi di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, menunjukan jika Indonesia tengah menghadapi krisis ideologi.

"Pancasila hanya sebagai ideologi simbolik tanpa makna yang kuat di masyarakat. Bom Thamrin harusnya menyadarkan semua pihak bahwa proses penanaman ideologi pancasila belum tuntas dan nyaris diabaikan," katanya, Rabu, (20/1).

Anggota Komisi II DPR itu melanjutkan, pemimpin seharusnya melakukan penanaman Pancasila. Namun mereka malah membuat Pancasila itu sendiri tidak sakti dan ideologi mandul. Jadi, ia melihat sudah saatnya menghidupkan kembali ideologi nasional Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Ini masalah serius di Indonesia, dilihat dari akibat tersebut maka  ideologi kita mandul dan tidak sakti lagi."

Yanuar meminta segera ditetapkan Undang-undang tentang pemasyarakatan Pancasila bahwa penanaman nilai-nilai Pancasila harus dilakukan berbagai lapisan masyarakat di sektor dan berbagai kesempatan.

"Pemerintah dan DPR harus duduk bersama dan menetapkan Undang-undang Pemasyarakatan dan Penanaman Nilai-nilai Pancasila."

Jika perlu ada lembaga khusus yang memikirkan soal pemasyarakatan dan penyebarluasan Pancasila di Indonesia, Aparat TNI dan Polri juga diberikan kewenangan tindakan hukum yang berkaitan dengan individu dan ormas yang secara nyata memiliki ajaran konsep, ide dan tindakan secara sadar dan sengaja bertujuan mengganti Pancasila.

"Sudah saatnya elemen proPancasila berkumpul dan bersatu padu  untuk melawan kelompok yang anti Pancasila," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement