REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Pascaserangkaian serangan teror di Prancis, para pengurus masjid-masjid di sana berinisiatif untuk menyediakan tempat sebagai sarana bersilaturahim dan berdiskusi bagi warga sekitar.
Kegiatan yang dilakukan setiap akhir pekan tersebut dimaksudkan untuk mendorong integrasi dan menghapus stereotip negatif terhadap umat Islam.
Pada akhir pekan lalu, misalnya, banyak orang dari beragam latar belakang agama berkunjung ke masjid-masjid di Prancis untuk mengikuti kegiatan ini.
Mereka yang datang akan disuguhkan teh dan makanan ringan, lalu melakukan perbincangan hangat bersama para Muslim di sana. Keharmonisan segera tampak ketika umat Islam dan warga di sana saling bertukar pikiran dan mengeluarkan pendapat tentang topik-topik tertentu yang mereka diskusikan.
“Ini hal yang sangat baik, melihat bahwa Muslim bersedia menjangkau dan menunjukkan para warga bahwa mereka juga adalah bagian dari negara ini. Mereka juga berdiri untuk perdamaian dan masyarakat tidak perlu takut,”
ujar Rim Sarah Alouane, seorang aktivis hak asasi manusia dan kebebasan sipil dari Toulouse 1 University Capitole, seperti dilansir Aljazirah.
Ada 2.400 masjid di penjuru Prancis yang terlibat dalam kegiatan itu. Dewan Agama Islam Prancis (CFCM) adalah lembaga yang juga memprakarsai terselenggaranya acara tersebut. Ide kegiatan yang mirip seperti acara open house itu juga disambut baik oleh pemerintah di sana.
Pascaterjadinya serangan teror, masyarakat Prancis segera terjangkit gejala Islamofobia. Hal itu tentu tidak lepas dari klaim yang dilakukan oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Akibatnya, beberapa Muslim di sana sempat mengaku bahwa mereka mengalami perlakuan rasis oleh warga sekitar.
Baca juga, "Prancis Sepertinya akan Menutup Lebih dari 100 Masjid."