Jumat 22 Jan 2016 13:19 WIB

90 Persen Masyarakat Indonesia Tolak ISIS

Red: Nur Aini
Anggota Densus 88 Antiteror Polda Jabar melakukan penggerebekan terduga ISIS di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (15/1). (Antara/Solihin)
Anggota Densus 88 Antiteror Polda Jabar melakukan penggerebekan terduga ISIS di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (15/1). (Antara/Solihin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta, 22/1 (Antara) - Berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), lebih dari 95 persen masyarakat Indonesia menolak keberadaan ISIS di Indonesia. Survei tersebut dilakukan  pada Desember 2015.

Direktur Utama SMRC Djayadi Hanan menyampaikan sebanyak 62 persen responden yang menjadi representatif warga Indonesia mengetahui adanya ISIS. Dari seluruh masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang ISIS, sebanyak 0,3 persen menyatakan ISIS boleh didirikan di Indonesia dan 0,8 persen menyatakan setuju dengan apa yang diperjuangkan oleh ISIS.

Sedangkan hampir 90 persen responden tidak setuju dengan ideologi serta yang diperjuangkan ISIS dan menganggap kelompok bersenjata tersebut sebagai ancaman bagi Negara Kedaulatan Republik Indonesia.

"Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya menyadari keberadaan ISIS namun pada saat yang sama tidak setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS, menganggap ISIS sebagai ancaman dan menolak kehadiran ISIS di Indonesia," kata Djayadi di Jakarta, Jumat (22/1).

Sementara 4,4 persen responden menganggap ISIS bukanlah ancaman bagi NKRI. Temuan dari survei tersebut, kata dia, memiliki kesamaan dengan penelitian dari lembaga riset PWR Research Center pada 2015 yang mengungkapkan bahwa negara-negara dengan mayoritas muslim menolak keberadaan ISIS.

Survei SMRC juga mengungkapkan penolakan terhadap ISIS tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia, laki-laki maupun perempuan, serta usia muda hingga tua, pendidikan rendah dan tinggi, seluruh etnis dan seluruh agama. Survei SMRC ini dilakukan pada 10 hingga 20 Desember 2015 di seluruh provinsi di Indonesia, dengan 1.220 responden yang dipilih secara acak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement