REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan isu radikalisme berdampak pada pandangan keliru soal Islam dan Muslim. Masalah tersebut merupakan tantangan dakwah yang mendesak untuk segera diselesaikan.
Wakil Imam Besar Masjid Istiqlal Syarifuddin Muhammad mengatakan, untuk menjawab tantangan tersebut, para mubaligh dan mubalighah perlu mengedepankan dakwah lemah lembut. Ini untuk melawan isu yang menyebut Islam identik dengan kekerasan.
"Tampilkan wajah Islam yang lembut," ujar dia pada Kamis (21/1).
Dakwah lemah lembut itu selanjutnya dikemas dalam kemampuan retorika seorang dai. Sebab, kemampuan retorika akan membuat pesan yang disampaikan dapat menyentuh hati.
"Masih dicari mubaligh yang pandai retorika, yang mampu menyentuh emosi," kata dia.