REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fungsionaris DPP Golkar hasil Munas Bali, Muhammad Risman Pasigai membantah jika Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang akan digelar 23 Januari 2016, bisa memperkeruh konflik di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
Ia mengatakan Rapimnas maupun Musyawarah Nasional (Munas) adalah langkah konstitusi bukan permainan opini. Terkait tudingan yang dilontarkan oleh Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) dan kubu Agung Laksono, Risman meminta pihak-pihak tersebut kembali memahami AD/ART partai.
"Lebih baik mereka membaca ulang aturan partai sebelum bicara . Masa Rapimnas dianggap sebagai upaya akal-akalan? Orang itu diatur kok dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART)," katanya, Jumat (22/1).
Sebaliknya, ia mengatakan pihak-pihak yang tidak setuju dengan Rapimnas justru merupakan pihak yang tidak ingin Partai Golkar menjadi lebih baik. "Justru sebaliknya, mereka yang tidak mau ikut Rapimnas berarti tidak berharap Golkar menjadi lebih baik dan selalu berjalan di atas konstitusi," ujarnya.
Risman pun meminta agar tidak ada pihak atau elemen partai yang mencoba melakukan provokasi pihak lain, di tengah konflik seperti saat ini.
"Menuduh Aburizal Cs memperkeruh suasana itu provokatif. Mereka melakukan ini agar Golkar ini tambah buruk. Kelompok anak muda dan kubu Agung sebaiknya berhentilah membangun opini yang semakin memperburuk citra Golkar," tegasnya.