REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Keluarga Berencana (KB) bukan hanya mengenai perkawinan dan alat kontrasepsi, melainkan juga masa depan pembangunan suatu bangsa yang ditentukan generasi mudanya.
Anak-anak muda seluruh dunia ikut memperjuangkan komitmen global dengan aksi lokal untuk mendukung kesuksesan program KB melalui Youth Pre-Conference di International Conference on Family Planning (ICFP), Nusa Dua, Ahad (24/1). Konferensi dunia ini diikuti perwakilan lebih dari 271 negara.
Amara, salah seorang peserta Youth Conference dari Uganda menekankan pentingnya pendidikan seksual yang komprehensif berdasarkan usia.
"Pendidikan seksual harus disesuaikan berdasarkan usia. Anak muda juga perlu dilibatkan dalam penyusunan dan pengambilan kebijakan di level pemerintahan," ujar Amara, Ahad (24/1).
Supaya peran generasi muda lebih kuat, kata Amara diperlukan pembentukan sebuah jaringan yang mewadahi komunitas anak-anak muda. Mereka juga bisa menyajikan informasi terkait pendidikan seksual dalam menyukseskan program KB melalui pemanfaatan lebih luas berbagai platform media sosial.
Anak muda juga diminta menjalin dialog dengan pihak kunci dalam kesuksesan program KB, yaitu orang tua. Hal ini juga dikemukakan Ketua Harian Forum Generasi Berencana (GenRe) Provinsi Bengkulu, Yulesti. Orang tua, khususnya di pedesaan perlu lebih disosialisasikan mengenai usia ideal anak menikah. Lesti mencontohkan remaja-remaja di wilayah perkotaan di Bengkulu rata-rata menikah pada rentang usia 19-21 tahun.
"Tapi di wilayah pedesaan di banyak kabupaten (di Bengkulu), rata-rata remaja menikah pada rentang usia 10-19 tahun," ujar remaja yang juga mahasiswa di Universitas Negeri Bengkulu ini kepada Republika.
Para remaja di banyak pedesaan di Indonesia rata-rata menikah setelah lulus SD atau SMP. Orang tua dalam hal ini perlu menyadari intervensinya yang salah dalam menentukan usia menikah anaknya, terlebih masa kematangan reproduksi.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Indonesia sejauh ini telah menggandeng anak-anak muda untuk ikut menjadi duta melalui GenRe. Lesti mencontohkan anak-anak muda yang tergabung dalam GenRe di Bengkulu telah aktif menyukseskan program KB, seperti penyuluhan, arisan, hingga pengajian.