REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badai salju yang menghantam Washington dan sejumlah negara bagian di Amerika Serikat, pada Sabtu (23/1), membawa korban jiwa. Setidaknya 19 kematian terkait badai tercatat dari beberapa negara bagian.
Badai salju melumpuhkan sebagian besar wilayah di Pantai Timur AS pada Sabtu (23/1), membuat Washington menghentikan dan memaksa penutupan jalan, jembatan dan terowongan hingga ke New York sampai Ahad (24/1) pagi.
National Weather Service (NWS) melaporkan setidaknya 19 kematian di beberapa negara bagian terkait dengan badai. Pejabat melaporkan tiga belas orang tewas dalam kecelakaan mobil yang berhubungan dengan cuaca di Arkansas, North Carolina, Kentucky, Ohio, Tennessee, dan Virginia. Satu orang meninggal di Maryland dan tiga di New York City saat menyekop salju. Dua meninggal karena hipotermia di Virginia.
Ini merupakan badai dengan peringkat ke 3 dalam hal akumulasi salju di sejarah Ner York. Setidaknya salju mencapai ketinggian 63,7 centimeter dan termasuk salah satu badai salju terbesar di Washington.
Setelah melanda daerah Washington, badai berputar ke utara menuju daerah metropolitan New York yang merupakan rumah bagi 20 juta penduduk. Dengan badai yang bertahan sepanjang malam, akumulasi salju diperkirakan setinggi 60-71 centimeter di New York, utara New Jersey, barat Long Island dengan angin berembus hingga 72 kph. NWS menambahkan, jarak pandang sekitar 400 meter atau kurang.
Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan keadaan darurat, hal senada juga dilakukan 10 gubernur di negara bagian lainnya. Ia juga memberlakukan larangan perjalanan di semua jalan-jalan New York dan Long Island, kecuali untuk kendaraan darurat. Larangan diberlakukan mulai Sabtu sore hingga Ahad pagi pukul 07.00 waktu setempat.