Senin 25 Jan 2016 21:38 WIB

Pengirim SMS Ngaku ISIS Diduga tak Waras

Rep: Issha Harruma/ Red: Ani Nursalikah
Penderita gangguan jiwa, asyik tertidur di sebuah halte.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Penderita gangguan jiwa, asyik tertidur di sebuah halte.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Toni Salim alias Abeng (40 tahun) yang mengirimkan pesan singkat berisi pengakuan sebagai anggota ISIS dan mengancam akan meledakkan bom di Medan diperiksa secara intensif di Mapolresta Medan. Dari pemeriksaan tersebut, pelaku diduga mengalami gangguan kejiwaan.

"Yang bersangkutan telah kami periksa dengan dibantu oleh tim Rumah Sakit Bhayangkara," kata Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto di Mapolresta Medan, Senin (25/1) malam.

Mardiaz mengatakan telah meminta keterangan dari keluarga pelaku. Dari keterangan tersebut, keluarga pelaku mengakui yang Toni memang sedikit mengalami gangguan kejiwaan.

"Untuk sementara TS dikembalikan ke orang tuanya sampai ada hasil analisis kejiwaannya," ujarnya.

(Baca: Kirim SMS Ngaku ISIS, Toni Diringkus Polisi)

Meski begitu, Mardiaz akan tetap mengawasi pelaku. Toni pun masih harus menjalani pemeriksaan kejiwaan lanjutan minimal hingga lima kali pertemuan dengan dokter ahli jiwa.

"Tentu dia harus wajib lapor. Selain itu, rumah TS juga sudah kita geledah dan kita periksa, ternyata tidak ada kaitan dengan teroris. Untuk sementara dia dipulangkan dengan dijamin orang tuanya," kata Mardiaz.

Sebelumnya, Toni diringkus polisi setelah mengirimkan pesan singkat (SMS) bernada teror ke produser TVRI Sumatra Utara. SMS teror yang diterima pada Ahad (24/1) sekitar pukul 19.00 WIB itu berbunyi: "Hati-hati kami semua keluarga ISIS hari ini akan ke Medan utk bom ditempat keramaian dan tempat tempat tempat penduduk yang dikota Medan".

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement