REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang sempat menyatakan, KPK bisa saja melakukan penyelidikan terkait potensi terjadinya praktek suap di Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar mendatang. Bahkan, Saut mengklaim, pihaknya sudah menangkap sinyal adanya dugaan praktek suap tersebut.
Wacana ini pun didukung sepenuhnya oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar kepengurusan hasil Munas Jakarta, Zainuddi Amali. Menurutnya, wacana tersebut dapat menjadi awal upaya memberantas praktek politik transaksional. ''Saya kira, semua dari kita, siapapun ingin mendorong dan menjaga pelaksanaan demokratisasi di partai politik dari praktik-praktik transaksional,'' ujar Zainudin saat dihubungi Republika.co.id, Senin (1/2).
Tidak hanya itu, Zainuddin pun mengaku setuju dengan substansi dan semangat dari pengawasan terhadap partai politik tersebut. Pengawasan ini bisa juga dilakukan oleh pihak luar, termasuk KPK dan masyarakat secara luas. Menurut Zainuddin, langkah ini dapat mendukung pembentukan kader-kader yang berkualitas, yang bisa bersaing secara sehat, tanpa adanya kepentingan lain, dan bisa bebas sepenuhnya dari praktek-praktek politik transaksional.
''Pelaksanaan proses demokratisasi di parpol itu dapat terawasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat di situ. Dengan demikian, kita tidak tergantung terhadap orang yang punya dana saja, tapi memiliki kualitas dan leadership yang baik,'' ujarnya.
Zainuddin menambahkan, bukan tidak mungkin pada masa mendatang, pengawasan itu tidak hanya dilakukan di Partai Golkar saja. Tapi secara umum kepada entitas partai politik di Indonesia. Kendati begitu, Zainuddin mengaku, memang masih diperlukan aturan main dan mekanisme yang jelas dalam menjalankan rencana tersebut. ''Apakah nantinya langkah itu memungkikan atau tidak? KPK kan memiliki peraturan sendiri,'' kata Zainuddin.
Sebelumnya, Saut Situmorang sempat mengingatkan agar kader-kader Partai Golkar tidak berupaya melakukan tindakan suap ataupun praktek korupsi lainnya. Bahkan, Saut mengaku sudah menangkap adanya sinyal-sinyal tersebut. ''Kami menangkap sinyal dan bahkan ada angka yang beredar. Tolong disetop angka-angka itu. Sinyal cukup kencang. Kalau tidak, kami tangkap semua,'' ujar Saut, beberapa waktu lalu.