Rabu 03 Feb 2016 13:58 WIB

Tiga Temuan MUI Soal Gafatar

Ketua Umum MUI Ma’ruf amin (kanan) didampingi Ketua Huzaemah T Yanggo, dan Ketua Hasanudin AF (kiri-kanan) menyampaikan keterangan persnya mengenai keputusan status Gafatar, di Jakarta, Rabu (3/2).
Foto: Republika/ Darmawan
Ketua Umum MUI Ma’ruf amin (kanan) didampingi Ketua Huzaemah T Yanggo, dan Ketua Hasanudin AF (kiri-kanan) menyampaikan keterangan persnya mengenai keputusan status Gafatar, di Jakarta, Rabu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah difatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai aliran sesat. Fatwa tersebut diumumkan Ketua Umum MUI, K. H. Ma'ruf Amir setelah pengkajian dan sidang Komisi Fatwa MUI pada Rabu (3/2) di Gedung MUI, Jakarta Pusat.

Alasan sesatnya Gafatar, dipaparkan Kiai Ma'ruf dilihat dari Gafatar merupakan reinkarnasi, metaformosis dari Al-Qiyadah, menjadikan Mussadeq sebagai guru spiritual. Ajaran Gafatar diyakini mengikuti Milla Ibrahim, yang mencampuradukkan ajaran-ajaran Islam, Narsani, dan Yahudi. Komisi Fatwa MUI menegaskan hal tersebut merupakan sinkretisme, dikatakan menyimpang dari ajaran Islam yang dipahami MUI.

Selama dua minggu proses pengkajian, Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorum Niam Saleh menyatakan ada temuan-temuan yang makin menegaskan Gafatar memiliki paham sesat.

"Setidaknya ada tiga poin," tutur Asrorum seusai sidang fatwa Gafatar, Rabu (3/2), mengawali penjelasannya tentang bukti-bukti sesatnya Gafatar.

Pertama, Gafatar menegaskan sebagai organisasi sosial tetapi di dalamnya ditemui ajaran aliran-aliran keagamaan yang diajarkan. Lalu adanya keterkaitan dengan organisasi Al-Qiyadah yang telah difatwakan sesat pada tahun 2007 lalu, serta penokohan Mussadeq sebagai juru selamat setelah Nabi Muhammad SAW. 

Adapun Gafatar tidak mewajibkan pengikutnya menjalankan ibadah-ibadah wajib umat Islam yang sebenarnya. Lalu ditemukan pula tafsiran ayat suci yang tidak sesuai kaidah. Dalam ajaran Gafatar pun ditemukan pelafalan syahadat yang baru.

Gafatar diyakini juga adalah metamorfosis dari organisasi-organisasi sesat sebelumnya, yaitu KOMAR.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement