REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maarif Institute tengah mengukur seberapa besar nilai-nilai Islam dalam sistem atau tata pemerintahan di Indonesia. Direktur Riset Maarif Institute Ahmad Imam Mujadid mengatakan, latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia. "
Tapi ternyata hal ini (ajaran dan nilai Islam) belum diwujudkan dalam pola kehidupan sehari-hari, termasuk oleh para pemangku kebijakan," kata dia di Jakarta, Rabu (3/2).
Ahmad menjelaskan, studi ini juga didorong laporan yang diterbitkan oleh lembaga penelitian The Cordoba Initiative yang bertajuk 'The Shariah Index Project'. Dalam laporannya, Cordoba Initiative, yang meneliti negara mana yang paling Islami di dunia, ternyata menempatkan Indonesia pada posisi 140.
Hasil penelitian tersebut, menurut Ahmad, cukup mengherankan. "Ini jadi pertanyaan, mengapa Indonesia, yang mayoritas adalah muslim, berada pada posisi 140," ujarnya.
Bertolak dari kedua hal itu, Ahmad ingin mengetahui dan menguji sekitar 35 kota di Indonesia dengan beberapa sejumlah variabel dan indikator yang telah digodok olehnya, mencakup soal keamanan, kesejahteraan, dan kebahagiaan masyarakat.
"Jadi negara Islam itu bukan negara yang semata-mata mengaku Islam, tapi juga harus menerapkan nilai-nilai islam secara universal," ucapnya.
Penelitian terkait hal ini, kata Ahmad, masih berlangsung. Rencananya Maarif Institute akan merilis laporan akhir tentang indeks kota Islami di Indonesia pada awal Maret mendatang.