Kamis 04 Feb 2016 13:42 WIB

Pengusaha Angkutan Pinggir Kota Setuju Gabung Transjakarta

Rep: c33/ Red: Esthi Maharani
Ratusan sopir angkutan kota Koperasi Wahana kalpika (KWK) jurusan Muara Karang-Pantai Indah kapuk dan Bus Kopami B 02 jursusan Senen-Muara Karang saat melakukan demonstrasi di depan gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (11/2).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ratusan sopir angkutan kota Koperasi Wahana kalpika (KWK) jurusan Muara Karang-Pantai Indah kapuk dan Bus Kopami B 02 jursusan Senen-Muara Karang saat melakukan demonstrasi di depan gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mewacanakan penggabungan angkutan kota (angkot) dengan PT Transjakarta. Ketua Umum Koperasi Wahana Kalpika (KWK) yang mengurusi angkutan pinggir kota, Laode Djeni Hasmar merespon positif rencana tersebut.

Laode menyatakan dukungannya kepada kebijakan Gubernur asalkan mampu memperbaiki transportasi massal di Ibu Kota. Menurutnya, usulan penggabungan dengan Transjakarta itu sudah didengungkan sejak akhir Januari lalu dan menunggu untuk direalisasikan.

"Kita ini angkutan pinggir kota (KWK). Justru kita akan rapat dengan rapat kerja pengurus wilayah secepatnya untuk membahasnya. Ini sudah disarankan Gubernur sejak akhir Januari lalu saat kita beraudiensi dengan beliau," katanya kepada Republika, Kamis (4/2).

(Baca juga: Semua Angkutan di Jakarta Bergabung dengan Transjakarta)

Laode mengakui KWK merupakan koperasi dengan sistem kepemilikan angkot perorangan layaknya metro mini. Sehingga ia akan fokus lebih dahulu pada sosialisasi kebijakan gubernur itu kepada para pemilik angkot. Selain itu, ia menyebutkan para pemilik angkot tidak perlu ragu untuk bergabung dengan Transjakarta karena gubernur sudah menjanjikan adanya kemudahan pendanaan.

"Kita ini milik perorangan maka kita adakan sosialisasi bahwa satu armada angkutan Jakarta itu bisa berapa orang bergabung? Kita sudah dikasih kemudahan Gubernur supaya lebih mudah pendanaan lewat bank DKI untuk beli bus sedang dan bunganya tidak tinggi," jelasnya.

Sebagai angkot pinggir kota, ia mencontohkan operasional angkotnya trayet 09 melayani rute Kampung Rambutan-Depok. Sehingga angkotnya tentu tidak secara langsung bersinggungan dengan angkot yang beroperasi di dalam kota. Lewat penggabungan dengan Transjakarta, ia optimis usaha di bidang angkot tidak akan sirna.

"Kebijakan itu bukan untuk mematikan usaha, tapi mencari solusi supaya ada penggabungan dengan usaha kita yang bersinggungan dengan angkutan di jakarta," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement