REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) mengumumkan pencairan pertama pinjaman berbasis hasil (RBL) sebesar 120 juta AS atau setara dengan Rp 1,6 trliun kepada pemerintah Indonesia. Angka ini merupakan tahap pertama dari seluruh pinjaman yang disepakati sebesar 600 juta dolar AS.
Rencana pembangunan jaringan listrik di Sumatera sendiri akan dilaksanakan oleh PT PLN (persero). Country Director ADB untuk Indonesia Steven Tabor menjelaskan, pinjaman yang disepakati dengan PLN bersifat fleksibel dan berlandaskan pada hasil pembangunan nantinya.
"Modernisasi jaringan listrik merupakan prasyarat untuk keberhasilan program perluasan pembangkit listrik 35 gigawatt pemerintah. ADB bangga untuk membantu mendukung program itu, sementara juga membantu upaya untuk mencapai 16 persen sisa populasi Sumatra yang tak memiliki akses ke layanan energi modern," kata Tabor, dalam rilis resmi ADB, Kamis (4/2).
Tabor mengatakan bahwa jaringan listrik yang efisien dan kuat harus mendukung upaya Sumatra untuk mengubah dirinya dari produsen komoditas menjadi pusat industri besar di Indonesia.
Selain itu Tabor juga menjelaskan, pencairan selanjutnya akan dilakukan setiap tahun selama empat tahun ke depan, setelah PLN telah mencapai hasil yang disepakati dalam memperkuat sistem transmisi dan distribusi listrik Sumatra.
Biaya program jaringan penguatan keseluruhan di Sumatra sekitar 7,3 miliar dolar AS, dan pembiayaan untuk program ini sedang dimobilisasi dari berbagai sumber.
Sumber dari ADB disetujui pada Desember 2015, serta dua pinjaman lain sebesar 575 juta dolar AS dari sumber modal biasa dan 25 juta dolar AS dari dana Infrastruktur ASEAN. Sedangkan 600 juta dolar AS melalui program RBL untuk memperkuat sistem jaringan listrik di Sumatra. Kesepakatan ini merupakan program RBL pertama di sektor energi dan pinjaman ADB pertama bagi PLN, di bawah jaminan pemerintah Indonesia.
Tabor menambahkan, pinjaman RBL ini akan membiayai peningkatan jaringan listrik di pulau Sumatra untuk memenuhi kebutuhan listrik tumbuh secara efisien dan efektif. Hal ini juga akan menghubungkan setidaknya 13 juta pelanggan baru ke jaringan listrik diperluas dan kuat.