REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Data satelit Amerika Serikat mengisyaratkan Korea Utara mulai mengisi bahan bakar roket, yang rencananya diluncurkan pada bulan ini sebagai upaya pembangkangan terhadap dunia internasional, sebagaimana laporan koran Jepang mengutip pejabat Kementerian Pertahanan AS, Jumat (5/2).
Pyongyang mengumumkan akan meluncurkan roket bantalan satelit antara 8-25 Februari 2016. Peluncuran itu disesuaikan dengan hari ulang tahun pemimpin Korut sebelumnya, Kim Jong-il pada 16 Februari 2016. Jong-il adalah ayah pemimpin sekarang, Kim Jong-un.
Korut bersikeras program ruang angkasanya murni untuk pengembangan ilmu pengetahuan, namun AS dan sekutunya, termasuk Korsel mengatakan peluncuran roket tersebut untuk pengembangan peluru kendali balistik antarbenua yang mampu menyerang daratan AS.
Korut akan menyelesaikan persiapan peluncuran segera setelah beberapa hari mendatang," kata pejabat Kementerian Pertahanan AS kepada Asahi Shimbun tanpa menyebutkan nama. Sejak Selasa, pergerakan orang dan pemasangan peralatan terlihat di sekitar lokasi peluncuran dan gudang bahan bakar di pangkalan Dongchang-ri yang berada di bagian barat daya Korut.
AS menuduh pengisian bahan bakar tersebut tampaknya sudah dimulai karena karena telah memantau pergerakan di Pyongyang melalui satelit intelijen militer yang dapat menganilisis benda sekecil 30 sentimeter (12 inci). Mengingat kesulitan dalam menghentikan permulaan satu kali proses pengisian bahan bakar, persiapan kerja biasanya rampung dalam beberapa hari, kata pejabat tersebut kepada Asahi.
Sanksi tersebut dimunculkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa melarang Korut memanfaatkan beberapa teknologi rudal balistik dan beberapa aktivitas peluncuran yang sebagian besar melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB menyusul uji coba nuklir keempat bulan lalu.