Rabu 10 Feb 2016 04:10 WIB

Penyebab Tabrakan Kereta di Jerman Belum Jelas

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agung Sasongko
Tabrakan kereta di Bad Aibling, Jerman.
Foto: AP Photo/Matthias Schrader
Tabrakan kereta di Bad Aibling, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BAD AIBLING -- Polisi daerah telah menyatakan bahwa sebanyak 10 orang tewas dalam kecelakaan maut antara dua kereta di Bad Aibling, Jerman, Selasa (9/2). Sementara satu orang penumpang masih belum ditemukan hingga saat ini.

Seorang dokter di salah satu dari empat rumah sakit di wilayah Bad Aibling juga melaporkan terdapat 54 orang yang dirawat. “Delapan di antaranya mengalami luka serius,” ujar salah satu dokter di kota spa Bavaria, bagian tenggara Munich, Jerman, seperti dilansir BBC, Rabu (10/2).

Sementara itu, Kanselir Angela Merkel mengatakan rasa sedihnya atas kecelakaan tersebut. Ia juga merasa cemas serta khawatir ihwal kejadian tersebut.

Sebelumnya, kecelakaan kereta penumpang ini terjadi di jam-jam sibuk komuter sekitar pukul 6.48 pagi waktu setempat. Lokasi kejadian tepatnya dekat Bad Aibling, bagian selatan Bavaria dekat perbatasan dengan Austria.

Menurut siaran lokal Bayerischer Rundfunk, masinis kedua kereta dan dua penjaga berada diantara korban tewas. "Tempat masinis kedua kereta menubruk satu sama lain, satu sisi dari satu kereta telah hancur terbuka sepenuhnya," kata Menteri Transportasi Jerman, Alexander Dobrindh juga mengunjungi situs.

Menurutnya, penyebab kecelakaan masih belum jelas, apakah kesalahan teknis atau manusia. Dobrindh mengatakan, kereta tersebut mengalami kecelakaan dalam kecepatan tinggi, yakni sekitar 100 km per jam.

Dua dari tiga kotak hitam atau perekam data kereta telah ditemukan. Kereta ini melaju di jalur single antara Rosenheim dan Holzkirchen.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement