REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan menyatakan pemimpin Golkar yang akan datang harus mampu mempertahankan rekonsiliasi. Sosok tersebut wajib mampu merangkul semua faksi.
Figur tersebut dinilainya memiliki integritas dan kepemimpinan yang kuat. Sosok tersebut tidak hanya memihak satu kubu, tapi semua kelompok yang ada di Golkar. "Acuan utamanya sudah pasti AD/ART. Kemudian kesepakatan mengenai kriteria calon juga harus dibuat," kata Djayadi ketika dihubungi, Rabu (10/2).
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung mempersilakan kader Golkar untuk maju sebagai calon Ketum. Nantinya publik yang akan menilai layak atau tidaknya mereka untuk memegang posisi tersebut.
"Silakan saja banyak nama yang muncul. Kita tunggu saja bagaimana hasil dari munas nanti. Biarkan publik juga ikut menilai bagaimana kiprah, prestasi dan loyalitas calon ketua umum tersebut," katanya, di Yogyakarta
Beberapa nama yang diperkirakan akan berebut kursi Ketau Umum Golkar Diantaranya Agus Gumiwang Kartasasmita, Setya Novanto, Idrus Marham, Azis Syamsudin, dan Ade Komarudin atau yang sering dipanggil Akom.
Akom yang sebelumnya juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI didaulat menjadi Ketua DPR RI. Dia dinilai mampu menjalin komunikasi dengan para ketua umum partai politik. Pria yang duduk di Senayan sejak 1997 ini juga telah membuat beberapa gebrakan, di antaranya mempersingkat waktu reses anggota DPR RI dari satu bulan menjadi dua pekan. Sementara itu, Idrus Marham dan Agus Gumiwang dikenal sebagai sosok yang minim resistensi. Mereka juga berasal dari kalangan muda.