REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir membantah kabar yang menyebutkan penemu alat terapi kanker "Electro-Capacitive Cancer Therapy" (ECCT) Warsito Purwo Taruno hengkang ke luar negeri.
"Warsito itu belum ke luar negeri. Sekarang saja saya juga pakai alatnya beliau dalam kaitannya bagaimana untuk pengurusan badan," kata Nasir setelah menghadiri peresmian Universitas Pertamina di Jakarta, Kamis (11/2).
Ia mengaku kementerainnya sudah berbiara dengan Kementerian Kesehatan terkait izin klinik dan penggunaan alat terapi tersebut.
"Besok (Jumat, 12/2) saya juga akan bicarakan secara detil dengan Kemenkes supaya jangan sampai peneliti-peneliti Indonesia itu hengkang dan mencari tempat yang lebih menguntungkan bagi mereka, saya ingin jaga betul," ucap Nasir.
Selain itu, Nasir juga ingin menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam kaitannya bagaimana melakukan sinkronisasi hasil-hasil penelitian dengan kementerian-kementerian terkait.
Seperti diketahui, dalam akun Facebook pribadinya, Warsito menulis "Warsawa adalah kota kelahiran Marie Curie, fisikawan, penemu Polon dan Radon. Satu-satunya wanita yang meraih Nobel dua kali, pionir radio terapi 100 tahun lebih yang lalu. Sekarang, kami memulai pelatihan ECCT internasional pertama untuk pengobatan kanker dari tempat pertama kali Curie Intitute of Oncology, Warsawa didirikan".
Setelah menggelar pelatihan di Polandia, Warsito juga akan melakukan pelatihan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Sri Lanka, Rusia, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, India, Singapura, dan Malaysia.
Sebelumnya, Plt Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Tritarayati mengatakan hasil evaluasi tim review menunjukkan alat terapi kanker "Electro-Capacitive Cancer Therapy" (ECCT) yang dikembangkan Warsito Purwo Taruno belum bisa disimpulkan keamanan dan manfaatnya.
Tim review tersebut terdiri dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Komite Penanggulangan Kanker Nasional.
"Penelitian ECCT akan dilanjutkan sesuai dengan kaedah pengembangan alat kesehatan sesuai standar," kata Tritarayati dalam konferensi pers terkait dengan riset klinik Edwar Technologi milik Warsito di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (3/2).