REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Antusias kaum hawa menjadi pelaku bisnis dinilai masih rendah. Dewan Kehormatan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Dewi Motik Pramono, mengatakan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), wanita harus ambil bagian sebagai pelaku usaha sehingga dapat berperan dalam membangun perekonomian bangsa.
MEA pun menjadi kesepatan besar bagi wanita untuk menjadi pengusaha. "Kita masih jauh ketinggalan wirausahanya nggak sampai 1 persen (wanita Indonesia sebagai pengusaha), semuanya mau kerja tapi nggak ada yang menciptakan lapangan kerja. Sudah saatnya kita itu harus berani ciptakan lapangan kerja," tutur Dewi usai membuka Musyawarah Daerah ke-8 IWAPI Jawa Timur di Hotel Mercure Jalan Raya Darmo, Surabaya pada Kamis (11/2).
Ia pun prihatin melihat banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi belakangan ini. Tak sedikit, yang terkena PHK adalah wanita. Kata Dewi, sudah saatnya wanita Indonesia bangkit menciptakan lapangan kerja sendiri.
Hal sederhana adalah dengan berani berwirausaha membuka usaha mikro kecil menengah (UMKM). Lebih lanjut ia menjelaskan kaum wanita juga harus cerdas dalam memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang. Melihat dewasa ini belanja daring melalui internet semakin marak digandrungi masyarakat.
"Jadi ibu-ibu punya handphone jangan cuma pakai gosip, tapi pakai bisnis, usaha, jualan," tuturnya.
Musda VI IWAPI dihadiri sekitar 250 anggota se-Jawa Timur. Mengambil tema 'Tingkatkan Daya Saing Produk Bangsa Guna Memenangkan Pasar Global' diharapkan juga setiap anggota dapat memberikan wawasan kepada wanita-wanita di tanah air tentang pentingnya berwirausaha.