REPUBLIKA.CO.ID, TOBOLALI -- Sebanyak 400 orang warga Desa Bangka Kota Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, masih bertahan di tenda pengungsian, karena mereka masih trauma dan takut pulang ke rumahnya masing-masing.
"Meski banjir mulai surut, namun warga masih bertahan di tenda pengungsian yang dipusatkan di SDN 04 Desa Bangka Kota," kata Camat Simpang Rimba, Mori Sanjaya, di Bangka Kota, Kamis (11/2).
Ia menjelaskan, saat ini ketinggian air mulai surut kisaran 50 hingga 60 sentimeter dibanding ketinggian banjir Rabu (10/2) mencapai 1,5 meter. "Kita telah menyalurkan berbagai bantuan, mulai dari makanan, lauk pauk, obat-obtan, pakaian, selimut kepada korban banjir," ujarnya.
Selain memberikan berbagai bantuan kebutuhan korban banjir, kata dia, pihaknya juga menyiagakan tenaga medis untuk memeriksa kesehatan warga di tenda pengungsian.
"Tenaga medis disiapkan di posko agar dapat memberikan pertolongan pertama pada warga yang mengalami gangguan kesehatan," katanya.
Ia berharap warga yang mengalami musibah banjir ini untuk tetap berkoordinasi dengan petugas di lapangan bila ada sesuatu yang dibutuhkan atau diperlukan.
"Tetap jalin komunikasi yang baik dengan petugas di lapangan kalau menemui kendala atau kekurangan selama berada di posko pengungsian sehingga masalah atau kendala
yang dihadapai dapat diselesaikan secara bersama-sama," katanya.
Sementara itu Ketua Taruna Siaga Bencana Kabupaten Bangka Selatan Rizal mengatakan sudah menyebarkan anggota ke setiap daerah yang terkena musibah banjir. "Semua anggota sudah disebar untuk membantu warga yang tengah mendapat musibah banjir ini,"kata dia.
Ia mengatakan saat ini ada beberapa desa yang mengalami bencana banjir diantaranya Desa Tepus, Air Bara dan Bangka Kota. "Saat ini banjir masih terjadi Desa Bangka Kota, sedangkan desa yang lain sudah mulai membaik dan warga sudah mulai membersihkan rumahnya," katanya.