Jumat 12 Feb 2016 14:54 WIB

Perusahaan Global Minati Bisnis Energi Angin di Indonesia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
 Kincir angin berkapasitas 5 kilowatt yang dipakai sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid di Pantai Baru, Srandakan, Bantul, Yogyakarta.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Kincir angin berkapasitas 5 kilowatt yang dipakai sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid di Pantai Baru, Srandakan, Bantul, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Sejumlah perusahaan global menilai potensi geografis Indonesia untuk bisnis energi angin terbilang besar. Energi angin bisa digunakan untuk mengaktifkan pembangkit listrik dengan menggunakan turbin angin (wind turbine) dan kincir angin.

“Kami sudah ada hampir di seluruh Asia Pasifik, namun belum ada sama sekali di Indonesia,” kata Vice President Global Marketing and Public Affairs Vestas, Morten Dyrholm dijumpai di Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2016, Nusa Dua, Jumat (13/2).

Vestas merupakan pemain utama yang mengeksklusifkan diri sebagai perusahaan global bidang energi angin. Perusahaan ini telah membangun lebih dari 55.500 turbin angin di 73 negara dengan revenue pada 2014 mencapai 6,9 juta euro.

Turbin listrik bertenaga angin bisa diaktifkan dengan kecepatan rata-rata tujuh meter per detik. Dyrholm mengatakan teknologi-teknologi yang dikembangkan Vestas bisa mendukung pengembangan serupa di Indonesia, meski dengan kecepatan angin di bawah rata-rata, sekitar 5-5,5 m per detik.