REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- General Motors (GM), bakal melanjutkan kegiatan bisnis mereka di Mesir mulai Ahad (14/2). Produsen mobil Amerika Serikat itu sempat membekukan operasionalnya awal pekan ini lantaran kesulitan mencari pasokan dolar AS menyusul krisis mata uang di Negeri Piramid tersebut.
Mesir yang kian bergantung pada impor tengah menghadapi kondisi kesulitan mencari cadangan dolar AS sejak lonjakan pada 2011 silam serta gejolak politik yang tak berkesudahan. Itu membuat investor asing dan wisatawan pergi meninggalkan negara itu.
Cadangan dolar AS di sana kemudian terkuras lebih dari separuhnya hingga hanya tersisa 16,4 miliar dolar AS sejak itu.
"Masalahnya sudah teratasi," kata ofisial GM meski enggan mengungkapkan lebih lanjut, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (12/2).
Sebelumnya, pada awal pekan, GM mengumumkan bakal menghentikan sementara operasional mereka di Mesir lantaran kesulitan memperoleh materi produk impor dari pihak bea cukai karena kekurangan cadangan dolar AS.
"Kami akan melanjutkan kembali operasional pabrik di kota 6 Oktober sejak Minggu, 14 Februari 2016," demikian pernyataan resmi perusahaan pada Kamis (11/2) waktu setempat.
Fasilitas produksi GM di Mesir termasuk lokasi perakitan truk dan mobil yang berkontribusi terhadap 25 persen pasar otomotif domestik setempat.