REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, ada tiga kelompok besar teroris di Jakarta. Ketiganya merupakan jaringan dari 33 orang yang ditangkap oleh Polri setelah peristiwa bom Thamrin.
Badrodin mengatakan, dari tiga kelompok tersebut, mereka mendapatkan aliran dana yang cukup besar dari Yordania, Irak, dan Suriah. Kelompok pertama adalah kelompok dengan pimpinan Hendri. Dua lainnya, yakni kelompok dengan pimpinan Helmi dan kelompok Sumedang.
"Mereka dapat aliran dan dari mana-mana. Ada yang masuk ke Filipina untuk beli senjata, lalu masuk ke jaringan Poso dan ada yang diambil secara cash," ujar Badrodin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (15/2).
Badrodin mengatakan, untuk tiap kelompok, ada dana yang mengalir sekitar Rp 1,3 miliar. Dana tersebut terus mengalir hingga mereka siap melakukan eksekusi aksinya. Dari jaringan yang ditangkap polisi, kelompok Hendri mempunyai sembilan pucuk senjata yang mereka curi dari Lapas Tangerang.
Badrodin pun mengakui, banyak di antara mereka yang mempunyai jaringan, bahkan masih berada di dalam Lapas Tangerang dan Nusakambangan. Para kelompok ini memiliki strategi masing-masing dalam eksekusi aksinya.
Kelompok Helmi yang diciduk di Sumedang, mereka sempat berencana melakukan bom bunuh diri memakai mobil di depan Polda Metro Jaya. Sedangkan, kelompok Indramayu memiliki rencana aksi untuk menghabisi para polisi saat sedang berpatroli.