Senin 15 Feb 2016 15:08 WIB

Fahira Idris: Propaganda LGBT Dilakukan Secara Masif

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Teguh Firmansyah
Komunitas LGBT menggelar aksi di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (17/5).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Komunitas LGBT menggelar aksi di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Propaganda lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di kalangan anak dan remaja sudah sangat mencemaskan.

Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris mengatakan propaganda secara masif dilakukan lewat berbagai media, baik yang konvensional maupun non-kovensional. Mulai dari buku, musik, film, internet, media sosial, hingga aplikasi chatting atau percakapan mulai menyelipkan propaganda LGBT.

Para komunitas LGBT, termasuk para akademisi penyokongnya hanya diam saja melihat tindakan tidak terpuji ini. "Saya mau ingatkan, siapa saja, penulis, penerbit, pembuat film, perusahaan teknologi informasi, atau komunitas-komunitas yang memprogandakan LGBT kepada anak dan remaja, Anda telah melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak dan itu ada sanksi pidananya," kata Fahira, Senin (15/2).

Fahira yakin banyak masyarakat Indonesia tidak akan tinggal diam jika terjadi LGBT di kalangan anak dan remaja. Semua agama tidak mengajarkan konsep LGBT. Keyakinan, kepercayaan, serta hak asasi manusia (HAM) juga harus dihormati siapa saja, termasuk LGBT dan para penyokongnya.

Ketua Umum Yayasan Anak Bangsa dan Mandiri ini tidak mempersoalkan keberadaan LGBT dan menolak segala macam bentuk kekerasan kepada mereka.  Namun yang menjadi permasalahkan adalah aksi propaganda mempromosikan "Terlebih propaganda ini sangat gencar menyasar kalangan anak remaja," kata dia.

Baca juga, Ada Pihak Asing di Balik Homoseksual di Indonesia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement