Senin 15 Feb 2016 16:56 WIB

Cara Baru Jaga Hutan dengan Sistem Adopsi Pohon

Rep: Sonia Fitri/ Red: Winda Destiana Putri
Hutan
Foto: rtr
Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mensosialisasikan gaya baru cara menjaga hutan. Yakni dengan mengadopsi pohon melalui program "Pohon Rantau".

"Program ini mengena pada tujuan utama keberadaan hutan Indonesia yaitu untuk kemakmuran rakyat, penelolaan pohon dan hutan harus kembali pada kesejahteraan rakyat," kata dia dalam kegiatan menanam Pohon Rantau dalam rangka Cinta Kasih untuk Indonesia, Ahad (14/2) di Desa Sukatani, Kec. Pacet, Kab. Cianjur Jawa Barat.

Program Pohon Rantau merupakan kelanjutan dari Program sebelumnya yaitu Desa Sarongge. Intinya adalah mendorong, membimbing dan memberikan insentif kepada masyarakat di sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk menanam pohon dan memelihara lingkungan.

Kegiatan berjalan melalui kegiatan agro forestry, agar masyarakat tidak lagi masuk kawasan taman nasional dan merusak hutan.

Siti Nurbaya menyampaikan, rakyat adalah warga negara yang harus memiliki kehormatan, tidak ada lagi istilah desa illegal.

"Kita harus melakukan pekerjaan yang menselaraskan petani dengan alam sesuai kaidah Undang-Undang," ujarnya. Hal tersebut tidak mudah dan perlu pemdampingan serius dari LSM, Pemda dan Pemerintah Pusat.

Pada kesempatan tersebut Menteri Siti menyerahkan bantuan alat pertanian berupa semprot (hand sprayer) dan pompa air kepada 11 kelompok tani yang ada di Kecamatan Pacet. Menteri juga akan mengadopsi 100 pohon di desa Sukatani.

Ia menilai, Jawa Barat sering menjadi pelopor kegiatan lingkungan, terutama di Kabupaten Cianjur di mana Bunga Nusantara berada.

Melalui program Adopsi Pohon, kementerian akan mengambil contoh dari apa yang dilakukan masyakarat desa Sukatani untuk dicoba kembangkan di seluruh Indonesia. Tujuan utamanya menjaga lingkungan dan hutan di Indonesia.

Ketua Yayasan Green Indonesia yang juga menjadi pelopor Desa Sarongge dan program Pohon Rantau, Tosca Santoso menyebut, saat ini telah diadopsi sekitar seribu pohon dari perantau Indonesia yang ada di luar negeri.

"Yang ditanam hari ini berjumlah 600 batang," ujarnya.

Jenis pohon yang diadopsi antara lain Nangka, Jeruk, Durian, dan Petai yang diorganisir oleh Gerakan Kebaikan Indonesia (GKI). Pohon diadopsi dengan cara donatur memberikan dana bantuan senilai Rp 100 ribu per pohon.

Enam puluh persen dari dana tersebut digunakan untuk biaya pembibitan, penanaman dan pemeliharaan pohon. Sedangkan 40 persennya untuk insentif usaha peningkatan ekonomi masyarakat yang biasanya mereka gunakan untuk beternak domba, kelinci di kawasan setempat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement