REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, tidak berencana mempertahankan kehadiran militernya di Suriah tanpa batas.
Dalam sebuah wawancara kepada majalah Time, Medvedev ditanya apakah Rusia akan membantu sekutunya, Presiden Bashar al-Assad, untuk memulihkan kekuasaannya di Suriah.
"Kami tidak memiliki rencana, seperti kehadiran yang tidak pernah berakhir di Suriah," ujarnya menurut sebuah transkrip wawancara yang dirilis pemerintah.
Sementara itu, Rusia juga menunjukkan kekuatan militernya dengan mulai mengirimkan sistem pertahanan rudal S-300 ke Iran dalam waktu dekat. Hal tersebut diungkapkan Kementerian Luar Negeri Rusia kepada kantor berita RIA, Senin (15/2).
Iran juga menampilkan minat membeli sistem rudal S-400, tetapi tidak ada negosiasi yang sedang dilakukan mengenai hal itu.