REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian pekerja seks komersial (PSK) serta pekerja kafe dan wisma di kawasan prostitusi Kalijodo, Jakarta, memilih 'angkat kaki' alias pergi setelah ada edaran dari Pemerintah Kota Jakarta Utara tentang penutupan dan penertiban kawasan tersebut.
"Sudah sejak Senin (15/2) pada pergi semua," kata Leman, salah seorang warga yang berprofesi sebagai tukang ojek saat ditemui di Kalijodo, Rabu (17/2).
Hal itu dibenarkan oleh karyawan salah satu kafe di kawasan tersebut. Dia menyebutkan, pekerja-pekerja perempuan memilih pulang ke kampung halamannya. "Kafe juga tutup. Sudah seminggu ini tidak buka. Bos memerintahkan tidak buka dulu," kata laki-laki tersebut.
Salah seorang penjual di warung kopi di kawasan tersebut mengatakan, sejak Senin (16/2) situasi kawasan tersebut memang relatif sepi. Kafe dan wisma di Jalan Kepanduan II tidak beroperasi. "Saya biasanya berjualan sampai kafe dan karaoke tutup. Semalam jam 9 saya sudah tutup," katanya.
Namun, di beberapa kafe dan wisma yang berada di gang-gang kecil, terlihat beberapa perempuan yang sedang duduk-duduk. Saat didatangi dan diajak berbicara, mereka memilih diam, kemudian masuk ke bagian dalam kafe.
Sempat terdengar bisik-bisik di antara mereka, "Itu wartawan." Pada Rabu, sejumlah wartawan memang berdatangan ke kawasan Kalijodo. Salah satu televisi swasta bahkan melakukan siaran langsung dengan menghadirkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
"Yang pergi hanya sebagian. Nanti kalau situasi sudah tenang, pasti mereka kembali," kata salah seorang warga.