REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengunjungi markas Facebook dan Twitter di sela-sela kunjungannya di San Fransisco, Amerika Serikat, Rabu (17/2).
Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana menuturkan, saat bertemu dengan kedua pemilik aplikasi media sosial tersebut, Presiden mengajak Facebook dan Twitter menyebarkan pesan damai.
Jokowi menyampaikan, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-AS di Kalifornia kemarin, ia telah menyerukan kepada pemimpin-pemimpin dunia untuk menjunjung tinggi toleransi dan perdamaian. Karena itu, Presiden berharap Facebook dapat membantu menyebarkan pesan tersebut.
"Saya mengajak Facebook untuk menguatkan penyebaran pesan toleransi, moderasi, dan perdamaian," ujar Jokowi kepada CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Hal yang sama juga disampaikan Jokowi saat bertemu dengan CEO Twitter Jack Dorsey. Presiden memandang Twitter memiliki peran penting dalam demokrasi digital.
"Saya sambut baik peran Twitter sebagai salah satu platform media penting dunia yang menyebarkan berbagai nilai positif bagi masyarakat, seperti nilai demokrasi dan pemerintahan yang bersih," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan harapan agar Twitter dapat meningkatkan kerja sama dengan Indonesia dalam menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan, seperti menguatkan penyebaran pesan toleransi, moderasi, dan perdamaian.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengajak para kepala negara/pemerintahan memanfaatkan media sosial untuk memerangi terorisme.
Hal itu disampaikan Presiden saat menjadi pembicara utama dalam sesi penanggulangan terorisme di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Amerika Serikat yang digelar di Sunnylands, Kalifornia, Selasa (16/2).
Jokowi memaparkan, penyebaran paham ekstremis dan ajakan bergabung dengan kelompok radikal, seperti ISIS, banyak dilakukan melalui media sosial. Karena itu, cara memeranginya pun harus dengan cara menyebarkan perdamaian dan toleransi lewat media sosial.
"Saya mengajak agar Yang Mulia berkenan bergabung dengan saya untuk memperbanyak narasi melalui media sosial mengenai moderasi, toleransi, dan perdamaian," ujarnya.