REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki bersumpah akan melakukan pembalasan atas serangan ledakan di ibu kota Ankara yang telah menewaskan sedikitnya 28 orang, Rabu (17/2). Sebanyak 61 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit dengan beragam luka.
"Turki tidak akan malu untuk menggunakan haknya melindungi diri kapan pun, dimana pun dan masalah apa pun," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan seperti dikutip BBC. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.
Dalam pernyataan yang baru dirilis beberapa jam setelah ledakan, Erdogan bertekad untuk membalas serangan. Erdogan membatalkan rencana perjalanannya ke Azerbaijan pada Kamis. Pemakaman para korban akan digelar hari tersebut.
Perdana Menteri Ahmet Davutoglu juga membatalkan kunjungannya ke Brussels untuk menghadiri pertemuan krisis pengungsi di Eropa. Wakil PM Bekir Bozdag menggambarkan serangan yang terjadi pada 16.30 waktu setempat itu sebagai aksi terorisme.
Turki telah sering diserang dalam beberapa bulan terakhir. Ada banyak kekhawatiran bahwa Turki bisa ditargetkan dengan serangan yang lebih besar. menyusul keterlibatan Ankara dalam perang Suriah.
Baca juga, Ankara Diguncang Ledakan Besar.
Masih belum jelas siapa dibalik serangan kali ini. Namun sumber keamanan menyalahkan ISIS dan militan dari partai terlarang Kurdistan Workers Party (PKK).