REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Ganesha Tbk (Ganesha”, melakukan Penawaran Umum Perdana atau initial public offering (IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 6,1 miliar lembar saham baru Perseroan atau 63,44 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, Perseroan telah menunjuk PT Indo Premier Securities sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Masa penawaran awal akan berlangsung pada 17 Februari 2016 hingga 24 Februari 2016 dengan kisaran harga saham yang akan ditawarkan sebesar Rp 102,- sampai dengan Rp 105,- per lembar. Mengacu pada hasil proses book building, IPO Ganesha diharapkan dapat mengumpulkan dana sekitar Rp 620-640 miliar.
Presiden Direktur Bank Ganesha, Surjawaty Tatang, mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan IPO, Ganesha juga melaksanakan program alokasi saham karyawan atau employee stock allocation (ESA) sebanyak-banyaknya 10 persen dari jumlah saham yang ditawarkan atau 610 juta saham.
"Hal ini merupakan bagian dari program reward kepada karyawan atas kontribusinya kepada perusahaan dan guna meningkatkan rasa memiliki (sence of belonging) karyawan terhadap perusahaan," kata Surjawaty Tatang, Kamis (18/2).
Dana yang diperoleh dari IPO tersebut, kata Surjawaty, seluruhnya akan digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang guna mendukung ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha. Pada saat yang bersamaan, Ganesha juga akan menerbitkan saham baru dengan harga penawaran umum kepada PT Equity Development Investment Tbk sebanyak-banyaknya sejumlah 2,4 miliar saham baru.
Tujuan dari IPO tersebut, adalah memperkuat dan meningkatkan struktur permodalan Ganesha sehingga status perseroan dapat meningkat menjadi BUKU II. Ganesha menargetkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pada kuartal II dapat mencapai 42 persen, berada di atas ketentuan minimal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
“Saat ini, perseroan melakukan penyaluran dana pada segmen komersial, SME dan konsumer dengan tetap menjaga rasio segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM),” ujarnya.