REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Saud Usman Nasution mengatakan dari 204 napi terkait tindak pidana terorisme, sebanyak 40 orang di antaranya kooperatif. Para napi yang kooperatif bersedia keluar total dari paham teroris.
"Bersedia secara total (keluar dari paham teroris," katanya saat Rapat Kerja Komisi III DPR dengan BNPT, di Gedung Nusantara II, Jakarta, Senin (22/2).
Dia mengatakan 40 napi itu akan ditempatkan di penjara khusus untuk kegiatan deradikalisasi di wilayah Sentul, Jawa Barat. Hal itu, menurut dia, untuk memisahkan agar tidak terpengaruh dengan napi yang masih berpaham radikal yang mengarah pada terorisme.
"Kami upayakan di Sentul, Jawa Barat, agar tidak dipengaruhi kelompk keras," ujarnya.
Sementara itu, menurut dia, ada 58 napi yang mau ditemui dan bersedia membuka diri namun masih takut karena dianggap berkhianat terhadap kelompok teroris. Dia menjelaskan, jenis napi tersebut akan ditempatkan di Sentul, Jawa Barat sehingga proses kooperatif berjalan dengan baik.
"Dan ada 38 napi yang bersedia ditemui namun masih kokoh dengan ideologinya," katanya.
Saud juga menjelaskan, dari 204 napi itu masih ada delapan napi yang tidak mau ditemui pihak luar dan masih kokoh dengan paham terorisnya. Dia mengatakan masih terus mengupayakan agar delapan napi itu mau diajak komunikasi dengan menggandeng pakar-pakar, ulama dan psikolog.
"Kami pisahkan di tempat pemenjaraan agar jangan bergabung dengan napi yang sudah kooperatif," ujarnya.