REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Setya Novanto disarankan supaya jangan ngotot untuk maju ke dalam bursa pencalonan ketua umum Golkar pada munas mendatang. Alasannya, citra ketua fraksi Golkar masih harus diperbaiki menyusul meruaknya skandal Papa Minta Saham yang membuatnya terjungkal dari posisi ketua DPR RI.
Hal tersebut disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Ia menambahkan, saat ini Setnov juga sedang dilaporkan ke Kejagung terkait adanya pemufakatan jahat dalam permintaan saham ke Freeport.
''Saya menyarankan supaya Setya Novanto tidak terlalu memaksakan diri untuk maju sebagai Ketum Golkar. Bila tidak, bukan hal yang mustahil citra Golkar juga bisa terpuruk mengikuti citra dia yang terus anjlok,'' ujarnya di Jakarta, Selasa (23/2).
Hendri mengatakan sejauh ini muncul beberapa kandidat yang diprediksi maju sebagai Ketum Golkar. Selain Novanto, ada Ade Komarudin, Idrus Marham, Priyo Budi Santoso dan Mahyuddin. Dari nama-nama itu, menurutnya, hanya Ade Komarudin dan Mahyuddin yang memiliki peluang besar untuk memimpin dan mengembalikan kejayaan Golkar.
"Sebetulnya bila menilik sejarah Golkar maka ada dua tokoh yang memiliki peluang menjadi ketua karena jadi tokoh pimpinan di tingkat nasional yaitu Akom dan Mahyudin, walaupun Idrus, Priyo masih memiliki kans yang besar juga," katanya.