REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Salah seorang kandidat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Aziz Syamsuddin berjanji tetap setia menjadi kader. Janji itu dibuat jika nantinya dia kalah dalam Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang dijadwalkan berlangsung awal April 2016.

"Saya bersumpah dan berjanji tak akan keluar dari partai meski nantinya kalah dalam Munas mendatang," ujarnya di hadapan pengurus DPD I dan II Golkar se-Jatim di sela silaturahim di Surabaya, Selasa (23/2).

Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR RI tersebut menyatakan siap maju dan berkompetisi dengan sejumlah kandidat lain seperti Ade Komarudin, Setya Novanto, Idrus Marham dan beberapa nama lainnya. Menurut dia, sebagai kader dirinya siap membesarkan partai dan bersama-sama siapa saja bertekad menjadikan Golkar meraih kejayaan pada Pemilihan Legislalatif dan Pemilihan Presiden 2019 dan Pilkada.

Tidak itu saja, Ketua Komisi III DPR RI tersebut juga mengaku tidak terbebani dengan nama-nama besar kandidat lainnya, terlebih dengan usianya yang paling muda dibanding lainnya. "Usia saya 46 dan itu justru semakin bagus. Mari buktikan bahwa yang muda bisa memimpin dan membesarkan Partai Golkar," kata politisi kelahiran Jakarta tersebut.

Ia juga berkomitmen akan mundur dari jabatannya sebagai ketua komisi di DPR sebagai wujud konsekuensinya untuk total dan loyal ke partai maupun kader-kader se-Indonesia.

Sementara itu, jika terpilih sebagai orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin tersebut, ia menyatakan tak akan mengubah sikap partai ke pemerintahan saat ini sesuai amanat Rapimnas lalu. "Saya sebagai salah satu peserta Rapimnas saat itu dan sepakat mendukung serta masuk di pemerintahan. Hal itu tidak perlu diperdebatkan lagi," kata politikus lulusan S-2 University of Western Sydney, Australia tersebut.

Sebelum nama Aziz Syamsuddin, tiga kandidat yang sudah meminta dukungan ke DPD I dan II Golkar Jatim adalah Ketua DPR RI Ade Komarudin, mantan Ketua DPR RI Setya Novanto dan Sekretaris Jenderal DPP Golkar kubu Aburizal Bakrie, Idrus Marham.

Ikuti Whatsapp Channel Republika