Rabu 24 Feb 2016 17:17 WIB

Fraksi PKS Dukung Penyusunan RUU Antipenyimpangan Seksual

Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI Jazuli Juwaini menyatakan, pihaknya siap dan mendukung penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Antipenyimpangan Perilaku Seksual sebagai RUU inisiatif DPR.

Menurutnya, hal itu sebagai upaya preventif dan bentuk perlindungan afirmatif negara terhadap rakyatnya melalui jalur legislasi terhadap fenomena propaganda dan dukungan oleh komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) atas perilaku menyimpang di Indonesia, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

"Baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif harus mencermati fenomena ini dan merumuskan cara terbaik untuk menanganinya, untuk sisi pencegahan maupun untuk sisi kuratif, rehabilitasi maupun reintegrasi," kata Jazuli dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (24/2).

Komentar tersebut dikatakannya di sela-sela acara Focus Group Discussion (FGD) "Bahaya LGBT Bagi Tatanan Sosial-Budaya Bangsa Indonesia" di gedung MPR/DPR, Jakarta.

Jazuli mengatakan, perilaku LGBT tentu berpotensi merusak tatanan sosial-budaya bangsa Indonesia yang terkenal sangat religius dan menghormati nilai-nilai keluarga sehingga diperlukan adanya UU yang afirmatif.

Menurut estimasi dari Kemenkes pada 2012, terdapat 1.095.970 lelaki berhubungan seksual dengan lelaki, yang berarti meningkat dari sekitar 800 ribu orang pada 2009. Kemudian, menurut data Kementerian Sosial jumlah waria pada 2010 sekitar 31 ribu orang.

Beberapa negara pun saat ini telah memiliki UU Anti-LGBT, antara lain, Rusia, Turki, Pakistan, Filipina, dan Arab Saudi. Oleh karena itu, kata dia, dengan adanya FGD ini, FPKS ingin mendapatkan masukan sebanyak-banyaknya dari berbagai elemen untuk memperkuat isi dari draf legislasi tentang penanganan masalah LGBT.

"Kami menolak propaganda LGBT, tetapi menolong penderitanya. Kita perlu mengajak mereka untuk memulai hidup baru yang lebih baik, hijrah, dan kembali ke fitrahnya. Menjadi laki-laki yang sebenarnya bila dia laki-laki dan menjadi perempuan yang sebenarnya bila dia perempuan," ujarnya

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement