REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar meminta PT Garuda Indonesia evaluasi diri. Permintaan Marwan terkait masih bobroknya kinerja maskapai pelat merah tersebut, terutama pada keterlambatan jadwal penerbangan (delay).
Ia juga menyebut, maskapai Garuda selama ini dianakemaskan negara, namun tak pernah ada sanksi apa-apa. Kejadian yang sering terulang itupun dialami Marwan Jafar.
"Evaluasi Garuda. Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar, namun kok kinerjanya minta ampun jelek," ujar Menteri Marwan, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (24/2).
Marwan yang sering blusukan ke desa-desa memang harus memakai pesawat Garuda, namun acapkali mengalami keterlambatan. Termasuk saat berangkat dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Pesawat mengalami keterlambatan hampir dua jam, sehingga banyak agenda bertemu dengan masyarakat desa maupun dengan akademisi Yogyakarta tertunda, bahkan dibatalkan.
"Garuda evaluasi karena bisa menghambat kerja cepat membangun desa. Peta desanya ada di Lebak kalau dibuat badara modern maka pertumbuhan ekonominya akan pesat. Ini dianaktirikan, gara-gara mempertahankan Garuda. Tapi Garudanya bobrok," katanya menegaskan.