Kamis 25 Feb 2016 01:02 WIB

Belasan Kelurahan di Solo Terjangkit DBD

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (8/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (8/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Memasuki pekan ketujuh awal 2016, serangan demam berdarah dengue (DBD) merambah penyebaran hingga belasan kelurahan. Kini, tercatat 46 kasus, 39 di antaranya menjangkit usia anak-anak.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Efi S Pertiwi, Rabu (24/2), menyebutkan, serangan DBD kebanyakan menjangkit pada usia anak-anak. Ditilik dari sebaran kasus, kata Efi, DBD sudah menyebar ke beberapa wilayah.

Kelurahan Mojosongo kasus DBD paling banyak, tercatat 16 kasus. Disusul Kelurahan Kadipiro 14 kasus, Kelurahan Penumping, Purwosari, Tipes, Jebres, Pucangsawit dan Banyuanyar masing-masing dua kasus, serta Kelurahan Bumi, Panularan, Danukusuman dan Nusukan, satu kasus.

Seiring meningkatnya kasus DBD, Efi berharap, masyarakat dan petugas kesehatan waspada dan melakukan upaya dini terhadap setiap kasus yang mungkin mengarah ke DBD. ''Kita daerah endemis. Kalau ada anak panas, orangtua dan petugas kesehatan berpikir harus ke sana, DBD. Meskipun tidak semua panas DBD,'' ucap dia.

Kasus DBD terus meningkat. Jumlah kasus DBD tercatat 46 kasus dengan kematian satu orang. "Jumlahnya naik terus. Tercatat 46 kasus pada pekan ketujuh ini tergolong tinggi," kata Efi.

Jika dibandingkan tahun lalu, pada pekan yang sama, jumlah kasus DBD tahun ini relatif lebih rendah. Ini mengingat, tahun lalu jumlah kasus DBD 57 kasus. Namun, tahun lalu tidak ada kasus kematian. Sedang tahun ini sudah ada satu kasus kematian.

Menurut Efi, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran (SE) agar masyarakat waspada DBD dengan menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Namun, kenyataannya, jumlah kasus DBD masih cenderung meningkat.

Ia mengakui DKK tidak bisa kerja sendiri. Karena itu, ia mengimbau warga agar melakukan BHT, Bersih Lingkungan, Hindari Gigitan Nyamuk dan Tingkatkan Ketahanan Tubuh.

Dari 46 kasus DBD yang terjadi saat ini membuat target DKK dalam penanggulangan DBD tidak tercapai. Soalnya, DKK berharap jumlah kasus DBD tahun ini tidak lebih dari 30 kasus. ''Kalau sekarang sudah 46 kasus sudah lebih,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement