REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pertanian berperan ganda sebagai pengguna dan penghasil energi terutama dalam bentuk biomassa. Terkait penggunaan dan penghasil energi tersebut maka memerlukan pemanfaatan energi yang lebih baik.
"Pemerintah harus menyikapi pemanfaatan energi terbarukan dari bioenergi untuk pertanian," kata Guru Besar Tetap Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fateta Institut Pertanian Bogor (IPB) Armasnyah Halomoan Tambunan, Kamis (25/2).
Armansyah menambahkan sebagai pengguna energi, analisis eksergi di bidang pertanian dapat dilakukan mulai dari energetika sistem bilogik. Tahap tersebut, kata dia, bisa dilakukan sampai ke penanganan setelah panen dan pengolahan hasilnya.
"Energi sangat berperan dalam peningkatan produktivitas pertanian, sedangkan penyediaan energinya untuk sektor pertanian masih rendah," tutur Armansyah.
Dengan begitu, dia menyatakan pemerintah perlu melakukan perencanaan energi terbarukan untuk sektor pertanian. Tak lupa, lanjut dia, disesuaikan dengan pemahaman yang sesuai dengan pengembangan energi terbarukan untuk pertanian.
Armasnyah juga memaparkan sistem pengembangan pembekuan dengan suhu bertingkat dalam meningkatkan efektivitas penggunaan energi.
"Juga dengan mengembangkan sistem penyimpanan panas surya untuk diterapkan pada pengeringan," jelas Armasnyah.
Sementara untuk kenversi energi biomassa ke bentuk lain, menurut Armansyah harus mempumyai nilai panas yang lebih tinggi. Dia melanjutkan, sama halnya fengan pengurangan penggunaan katalis pada proses produksi biodiesel.