REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bekerja sama perdana menggarap drama-wisata dengan Tokyo Metropolitan Television Broadcasting Corporation (Tokyo MX), Mahaka Pictures menjajaki kemungkinan program wisata halal.
GM Programming Department Division of International Relations Tokyo Metropolitan Television Broadcasting Corporation (Tokyo MX) Nobuyoshi Shirota mengatakan, warga Jepang paham akan ada helatan Olympiade 2020 dan Pemerintah Jepang ingin menarik 30 juta wisatawan mancanegara untuk berkunjung, termasuk wisatawan Muslim. Karena itu banyak perusahaan coba memahami apa itu halal.
Mereka ingin bisa melayani wisatawan termasuk Muslim dengan baik. "Kami berharap akan banyak juga wisatawan Indonesia yang berkunjung ke sana," kata Shirota usai konferensi pers kerja sama Jak TV-Tokyo MX TV, di Kawasan SCBD Jakarta, Jumat (26/2).
Salah satu tujuan program memang untuk menarik wisatawan. Pada 2020, 30 juta wisman datang ke Jepang. Enam episode program drama-wisata Siapa Takut Jatuh Cinta (Lagi) yang digarap bersama Tokyo MX FV dengan Mahaka Pictures dan Jak TV ini tidak fokus pada halal. Tapi pada proyek selanjutnya hal itu bisa dilakukan.
CEO Mahaka Pictures Celerina Judisari mengaku selama proses pengambilan gambar di Prefektur Aomori, Jepang, memang sulit mencari yang serba halal di sana. Jepang punya empat musim yang kadang bertepatan dengan hari besar agama seperti Idul Fitri.
"Memang menarik untuk menggarap program wisata halal di sana. Variasi ke wisata halal menarik dan harus ada," kata Celerina.
Program ini akan kerja sama dengan yang lain, termasuk komunitas yang memerhatikan pariwisata halalnya. Apalagi, sebagai induk perusahaan, Mahaka Media memiliki captive market untuk sektor wisata halal.
Jepang juga berkomitmen untuk mendukung, baik dari Jepang langsung maupun perusahaan Jepang di Indonesia. Tinggal dari Indonesia apakah mau resiprok dan mencari sponsornya.
Program bersama pertama ini bisa jadi tidak sempurna tapi Celerina mengakui ini jadi pembelajaran bagi Mahaka Pictures bagaimana berkeja sama dengan tim asing, terutama dari Jepang.
Pemilihan Jepang sebagai rekan, kata Celerina, karena mereka melihat ada peluang. Perusahaan manajemen loyalitas, PINS, juga menjembatani dengan negara lain sehingga terbuka kesempatan dengan berbagai negara.
Kerja sama dengan Kementerian Pariwisata bisa saja dilakukan. Kalau sudah bagus dan sponsor sudah ada, programnya bisa ditawarkan ke mana saja.