REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid merupakan ikon kejayaan Islam. Masjid hadir sebagai pertanda tempat beribadah umat Islam. Seiring perkembangan, Masjid kini diduga banyak yang dikuasai oleh kelompok Islam untuk menyebarkan kajian pemikiran radikal.
Ketua Komisi Dakwah Majlis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mengatakan, kajian yang bersifat radikal tersebut justru banyak dilakukan di luar Masjid. "Ya itu kan dugaan saja. malah yang jadi teroris itu kajiannya di luar Masjid. Kita akan mencegah setiap kekerasan dan pembangkangan berdasarkan agama," katanya, Jumat (27/2).
Bahkan, kata dia, para ulama dan cendekiawan akan membahas tentang akar masalah radikalisme dan terorisme bedasarkan agama di Program Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia Salemba pada Senin (29/2) besok. "Pembahasan itu untuk ikut memikirkan dan memberi kontribusi terhadap penyelesaian terorisme," jelasnya.
Fungsi Masjid di dalam Islam tidak hanya sebatas sebagai tempat ibadah, melainkan multifungsi. Nabi Muhammad sendiri, ketika ingin menyelesaikan persoalan yang terkait dengan persoalan umat Islam semuanya dilaksanakan di Masjid.
"Seharusnya Masjid kini dimakmurkan dengan pengajian dan pengkajian," ucapnya.