Sabtu 27 Feb 2016 20:16 WIB

Bayi Harimau Sumatra Berusia Delapan Hari Mati

Rep: Issha Harruma/ Red: Karta Raharja Ucu
 Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Jawa Tengah, Kamis (14/11).
Foto: Antara/Maulana Surya
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Jawa Tengah, Kamis (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Seekor bayi harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) di Taman Margasatwa Medan atau Medan Zoo ditemukan mati, Jumat (26/2) petang. Bayi hewan langka yang belum diberi nama ini hanya mampu bertahan di dunia selama delapan hari setelah dilahirkan.

Awalnya, harimau yang lahir dengan cara normal tersebut terlihat dalam kondisi sehat. Namun, Kepala Urusan Kesehatan Hewan dan Konservasi Medan Zoo, drh Sucitrawan mengatakan, sejak lahir hingga mati, bayi harimau itu memang belum menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Memang belum ada disentuh perawat. Kalau disentuh, nanti induk harimaunya tidak mau menyusui bayi itu lagi," kata Sucitrawan saat ditemui di kantornya di Medan Zoo, Jalan Simalingkar, Medan, Sabtu (27/2).

Sucitrawan mengatakan, sejak ditemukan mati, pengurusus Medan Zoo langsung menghubungi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut. Medan Zoo pun, hingga kini, masih berkoordinasi dengan BBKSDA untuk mengetahui penyebab kematian bayi harimau tersebut.

"Hingga kini bayi harimau tersebut masih diperiksa dan akan dilakukan autopsi," ujarnya.

Harimau itu lahir pada Jumat (19/2) lalu. Beratnya diperkirakan 2,3 kg dengan panjang sekitar 30 sentimeter. Bayi satwa dilindungi ini lahir dari induk berusia 18 tahun bernama Manis. Ia lahir dari hasil perkawinan Manis dengan harimau jantan bernama Anhar.

Rencananya bayi harimau ini akan kita beri nama Benar. Nama ini merujuk pada akronim pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan yang baru dilantik beberapa waktu lalu, Bang Eldin-Akhyar. Sayangnya, harimau tersebut telah meninggal dunia sebelum nama sempat diberikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement