REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sejumlah jalan di kota Medan rusak akibat pengerjaan jaringan pipa air limbah dalam proyek Metropolitan Sanitation Managment and Health Project (MSMHP) atau sanitasi limbah. Terkait hal ini, DPD menggagas pertemuan bersama pemerintah pusat dan pemerintah Kota Medan. Pertemuan ini juga dihadiri dua kontraktor, yakni PT Wijaya Karya dan PT Waskita Karya.
Ketua Komite II DPD, Parlindungan Purba mengatakan, pertemuan tersebut dirancang untuk mengetahui penyebab proyek yang dananya bersumber dari pinjaman Asian Development Bank (ADB) itu terhenti. "Saya tahu informasi ini dari media. Oleh karena itu, saya mempertemukan semua pihak agar masalah ini selesai," kata Parlindungan saat meninjau jalan rusak di Jalan Sutomo, Medan, Ahad (28/2).
Parlindungan mengatakan, dengan pertemuan ini, akan dibuat kesepakatan yang ditandatangani seluruh stakeholder. Kesepakatan pertama, jalan yang rusak akibat penggalian jaringan pipa air limbah atau sanitasi harus diperbaiki paling lama akhir Maret 2016.
Selanjutnya, koordinasi antara pemerintah pusat, Pemprov Sumut, dan Pemkot Medan harus dilakukan dua minggu sekali. Laporan rapat koordinasi ini harus dilaporkan ke DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten Kota secara triwulan.
Kepala Subdit Dirjen Air Limbah Kementerian PU, Pera Suharsono Adi Broto yang ikut dalam kunjungan mengakui, proyek MSMHP yang ada di Medan belum selesai. Selain Medan, proyek ini juga dikerjakan di Yogyakarta. Untuk Medan, lanjutnya, akan dilakukan review design.
"Di Medan akan diulang kembali design-nya karena ada persoalan tekstur tanah yang tidak sesuai dengan hasil investigasi awal," kata Suharsono.
Sementara itu, Kepala Satker MSMHP, Sahat Hasudungan mengatakan, paket proyek tersebut sudah berjalan sejak November 2012. Proyek tersebut terdiri dari lima paket. Menurutnya, untuk paket 1, 2, dan 3 sudah selesai, sedangkan proyek 4 dan 5 belum rampung 100 persen. Pengerjaan yang belum selesai ini, lanjut Sahat, berada di zona 10, 11, dan 12.