REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sejumlah pengusaha sapi di Nusa Tenggara Timur masih menggunakan kapal kargo untuk mengantar dan mengirim sapi-sapinya ke Jakarta dan sekitarnya dengan alasan prosedurnya tidak menyulitkan.
"Walaupun harga sewa kapalnya beda dengan kapal tol laut tetapi urusannya tidak terlalu menyulitkan," kata Anis Laka, salah seorang pengusaha sapi di Kupang, Senin (29/2).
Sebelum adanya kapal Tol Laut KM Camara Nusantara I, para pengusaha sapi sering menyewa kapal kargo untuk mengirim sapi-sapi mereka ke Jakarta dengan bayaran Rp 450 ribu per satu ekor sapi. Namun, saat pertama kali KM Camara Nusantara I menyinggahi Kupang, ia mencoba menggunakan kapal tersebut untuk mengangkut sapi-sapinya dengan harga per satu ekor sapi mencapai Rp 320 ribu.
"Walaupun harganya sedikit berbeda dengan kapal kargo tetapi proses saat pendaftaran agar sapi saya bisa ikut, sangat sulit bahkan pada saat pengiriman kedua ketiga saya tidak mendapat jatah, padahal saya sudah mendaftar dari awal," kata Anis.
Jika sapi-sapinya tidak diberangkatkan, Anis mengaku akan rugi karena selama di karantina ia harus mengeluarkan biaya Rp 2 juta per hari untuk perawatan sejumlah sapi-sapinya. Apalagi jumlah sapinya saat ini mencapai 300-an ekor yang sudah siap untuk dikirim menggunakan kapal kargo.
"Minggu lalu saya juga sudah mengirimkan 350 ekor sapi menggunakan kapal kargo karena tidak mendapatkan tempat di kapal Camara Nusantara," katanya.
Hal yang sama juga diakui Helda Kota Diah, pengusaha sapi dari CV Cahaya Baru. Ia mengaku pengangkutan dengan kapal kargo disesuiakan dengan kapasitas kargo yang ada di atas kapal.
"Kalau memang kapalnya membawa banyak peti kemas, paling tidak sekitar 100-150 ekor yang bisa saya kirim seperti pada hari ini," katanya.
Balai Karantina NTT di Tenau mendata ada tiga kapal kargo yang biasa dipakai oleh pengusaha untuk mengirim sapi-sapinya yang rutenya Kupang-Surabaya-Jakarta. Jumlah sapi yang dikirim berkisar 300 sampai 500 ekor yang dimiliki oleh masing-masing pengusaha.