Selasa 01 Mar 2016 11:12 WIB

Inggris Dinilai Perlu Adopsi Islam di Indonesia

Rep: c25/ Red: Andi Nur Aminah
Dubes Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menjawab pertanyaan wartawan saat mengunjungi tempat penjualan kayu UD Berkah Illahi di Karang Kebagusan, Kecamatan Jepara, Jawa Tengah, Selasa (23/2). (Republika/Bowo Pribadi)
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Dubes Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menjawab pertanyaan wartawan saat mengunjungi tempat penjualan kayu UD Berkah Illahi di Karang Kebagusan, Kecamatan Jepara, Jawa Tengah, Selasa (23/2). (Republika/Bowo Pribadi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap toleransi umat Islam di Indonesia memang banyak menginspirasi. Inggris menjadi salah satu negara yang mendambakan toleransi seperti di Indonesia.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, menilai Inggris perlu mengadopsi kondisi umat Islam yang ada di Indonesia. Sebab, ia mengaku kagum akan kerukunan umat beragama yang banyak diciptakan umat Islam sebagai mayoritas. "Kita perlu institusi Islam di Indonesia untuk menunjukkan keberanian dan menginspirasi," kata Moazzam, Selasa (1/3).

Ia merasa masyarakat dan umat Islam di Inggris harus mulai belajar dari Indonesia. Karena, ada banyak sekali yang dapat dipelajari. Menurut Moazzam, mereka harus datang dan melihat sendiri bagaimana kerukunan dan toleransi berjalan di Indonesia.

(Baca Juga: Muslim Inggris Ingin Belajar Cara Indonesia Bersihkan Wajah Islam)

Terkait radikalisme, Moazzam berpendapat, persoalan itu merupakan masalah dan tanggung jawab bersama semua pemeluk agama. Pasalnya, paham dan gerakan radikalisme jelas mengancam kehidupan umat beragama, tidak cuma satu atau dua agama.

Meski bukan berasal dari institusi agama, Moazzam meyakini komunitas-komunitas agama dapat memberi peran lebih terhadap kelangsungan hidup umat beragama. Karena itu, ia mengimbau untuk memperdalam dialog antarkomunitas sehingga dapat mengeksplore lebih dalam kekuatan yang ada. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement