Selasa 01 Mar 2016 16:06 WIB

'Ketum Baru Golkar Harus Jaga Kepercayaan Pemerintah'

Peneliti dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Peneliti dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi mengatakan Ketua Umum Partai Golkar mendatang adalah figur yang dapat menjaga kepercayaan Pemerintah.

"Ketua umum Partai Golkar mendatang, jangan sampai figur yang mengkhianati kepercayaan yang sudah dibangun Pemerintah," kata J Kristiadi.

Menurutnya, pemerintah akan menjadi tidak nyaman jika ketua umum Partai Golkar mendatang adalah figur yang telah mengkhianati kepercayaannya. Kristiadi menambahkan, Presiden Joko Widodo pernah memiliki pengalaman khusus dengan figur calon ketua umum Partai Golkar.

Figur tersebut, kata dia, adalah Setya Novanto, yang ketika menjadi Ketua DPR RI, bermasalah dalam kasus permintaan saham PT Freeport, dan dikenal sebagai kasus "papa minta paham".

Pada rekaman pembicaraan antara Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan General Manajer PT Freeport Maroef Syamsuddin saat itu, ada kata-kata yang kurang layak ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo saat itu menyikapi, agar lembaga negara tidak dipermainkan. Kristiadi menambahkan, selain dapat menjaga kepercayaan pemerintah, ketua umum Partai Golkar mendatang juga harus dapat menjaga kepercayaan publik secara umum.

Kristiadi juga mengingatkan agar proses persiapan Munas Partai Golkar dilakukan secara fair dan transparan, misalnya siapa para peserta Munas yang memiliki hak suara. "Hal ini harus diumumkan ke publik sejak awal, agar Munas dapat berjalan sukses," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement