REPUBLIKA.CO.ID, BINJAI -- Ribuan warga memadati sekitar stasiun kereta api Binjai sore ini, Rabu (2/3). Mereka datang beramai-ramai untuk melihat Presiden Joko Widodo yang baru tiba dari Aceh.
Jokowi datang sekitar pukul 16.30 WIB. Dengan menggunakan mobil Indonesia 1, kedatangannya langsung disambut sorak warga yang telah berjam-jam menunggu. Mereka berebut untuk bersalaman dengan Jokowi yang ketika turun menyempatkan diri untuk menyapa warga.
Kedatangan Jokowi ke stasiun Binjai ini untuk meninjau langsung pembangunan reaktivasi jalur kereta api Trans Sumatera Medan-Aceh antara Stasiun Binjai-Stasiun Besitang sepanjang 80 km. Selain itu, juga untuk groundbreaking pembangunan jalan layang kereta api di Medan antara Stasiun Medan-Stasiun Bandar Khalipah sepanjang delapan kilometer.
Usai menyapa warga, orang nomor satu di Indonesia itu langsung masuk ke stasiun kereta api Binjai. Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan yang didampingi Plt Gubernur Sumatra Utara Tengku Erry Nuradi pun kemudian memberikan penjelasan mengenai kedua proyek tersebut.
Dalam sambutannya, Jonan mengatakan, reaktivasi jalur kereta api Trans Sumatra Medan-Aceh dari Stasiun Binjai hingga Stasiun Besitang telah rampung 50 persen dari total 80 km. Jalur ini merupakan bagian dari proyek Trans Sumatera 1.500 km dari Aceh hingga Lampung.
"Insya Allah tahun ini selesai, tahun depan beroperasi. Jalur ini sudah lama ada tapi tidak terurus karena anggaran tidak ada. Jadi setelah diperintahkan bangun Trans Sumatra, kami mulai rehabilitas jalur yang ada, lalu disambung jalur lain," kata Jonan.
Reaktivasi jalur kereta api Trans Sumatra Medan-Aceh antara Stasiun Binjai-Stasiun Besitang sepanjang 80 km ini menelan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun dari APBN. Per kilometernya, kata Jonan, dibutuhkan anggaran Rp 15 miliar.
Untuk jalur layang, Jonan mengatakan, akan sama seperti di stasiun Gambir, Jakarta. Jalur layang kereta ini akan dibangun double track. "Cuma itu (Gambir) buatan Jepang. Ini dibangun sendiri, teknologinya kita yang bangun," ujarnya.
Jonan mengatakan, di bawah jalur layang tersebut terdapat sembilan lintasan kereta api. Dengan dibangunnya jalur layang ini, diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang muncul akibat frekuensi lalu lintas kereta yang tinggi.
"Ini sangat membantu transportasi di sekitar Medan, Binjai dan sekitarnya," kata Jonan.
Anggaran yang digelontorkan negara untuk jalur layang sepanjang delapan kilometer tersebut, yakni sebesar Rp 2,8 triliun. Dalam pengerjaan proyek ini, Jonan menyebut ada 1.629 rumah yang terkena penertiban. Ia pun menyebut, penertiban tersebut berjalan lancar karena masyarakat yang kooperatif.
"Waktu kami mulai, kami takut masyarakat Sumut ini sulit. Ternyata tidak. Ternyata yang paling mudah didukung masyarakat itu di Sumut," ujarnya yang disambut tepuk tangan undangan yang datang.
Sementara itu, Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengatakan, pembangunan jalan layang kereta api dari Stasiun Medan-Stasiun Bandar Khalipah menambah kebanggaan warga Sumut. "Ini merupakan jalan layang kereta api pertama di luar Jawa," kata Erry.
Begitu pula dengan reaktivasi jalur kereta api Trans Sumatra Medan-Aceh dari Stasiun Binjai-Stasiun Besitang. Reaktivasi jalur sepanjang 80 km yang dimulai tahun 2015 lalu ini, kata Erry, juga akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Sumut.
"Keseluruhan proyek ini jadi program strategis dan akan mengubah wajah dan mimpi 14 juta masyarakat Sumut untuk jadi lebih sejahtera," ujarnya.