Kamis 03 Mar 2016 09:02 WIB

‎Java Jazz 2016 Eksplorasi Budaya Toraja

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Andien, salah satu musisi yang akan tampil di Java Jazz 2016
Foto: dok Republika
Andien, salah satu musisi yang akan tampil di Java Jazz 2016

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Konsisten memperkenalkan budaya Indonesia kepada publik Tanah Air dan mancanegara, Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2016 kembali mengusung tema Exploring Indonesia. Pada pagelaran ke-12 yang akan diselenggarakan di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran pada 4, 5 dan 6 Maret ini, budaya Toraja digunakan sebagai bagian dari tema desain.

Setelah sebelumnya mendaulat Batik, Wayang serta Barong Bali sebagai tema desain, kali ini giliran budaya Toraja yang didaulat. Berbicara mengenai musik dan budaya Toraja, masyarakat Toraja senang bernyanyi dan menari selama musim panen. 

Tarian Ma’bugi, misalnya, merupakan tarian yang dilakukan sebagai ucapan syukur atas panen yang dihasilkan. Membawa semangat bersyukur yang sama dengan masyarakat Toraja, tema Java Jazz Festival tahun ini bertujuan mengedukasi para pengunjung Java Jazz Festival untuk lebih mengenal budaya Indonesia.

Tak hanya konsisten memperkenalkan budaya Indonesia, Jakarta International BNI Java Jazz Festival juga telah menyiapkan berbagai pertunjukan proyek istimewa. Beberapa di antaranya yakni BNI Project Indonesian Duets. Nantinya akan ada tujuh penyanyi Indonesia, di antaranya Marcell, Andien, Teza Sumendra dan Dira Sugandi yang akan mengajak penikmat musik menelusuri 'mesin waktu' lagu-lagu duet Indonesia dari masa ke masa. 

Direktur Utama PT Java Festival Production Dewi Gontha mengatakan, selain itu ada juga Jazz on Broadway dimana tiga orang penyanyi teater Indonesia yakni Andrea Miranda, Aimee Saras dan Lea Simanjuntak akan tampil bersama. Mereka akan menyuguhkan pertunjukan teatrikal lagu-lagu jazz yang berasal dari panggung broadway bersama music director, Ricky Lionardi dan Ron King Big Band.

Tak ketinggalan, REPLAY feat Coboy, Lingua dan ME akan mengajak para penonton karaoke bersama dan menikmati musik-musik yang berkembang pada era tahun 90-an. Tiga grup tersebut terbilang berjaya pada masa tersebut.

Indonesian Songbook oleh Shadow Puppets dan Harvey Malaihollo feat Maera, Shelomita dan Ron King Sextet juga akan hadir. Ini merupakan kolaborasi musisi legendaris Harvey Malaihollo dengan Shadow Puppets untuk menghidupkan kembali lagu-lagu abadi (everygreen) Indonesia seperti Nurlela, Irama Hidup dan Di Wajahmu Ku Lihat Bulan. Lagu-lagu ini akan muncul dengan aransemen baru berunsur jazz.

Akan ada pula penampilan Indonesian Real Book oleh Indonesian All Stars featuring Benny Mustafa, Benny Likumahuwa, Oele Pattiselano, Jeffrey Tahalele, Sam Panuwun, Kawim Suweileh, Yance Manusama, Glen Dauna, Jopie Item, Andi Wiriantono Quartet & Margie Segers. Ini merupakan kolaborasi antara 11 musisi jazz legendaris Indonesia dalam satu panggung, dengan menampilkan lagu-lagu yang telah membentuk karier mereka, dan juga musik jazz di Indonesia.

Dewi Gontha optimistis festival ini dapat berjalan lancar mengingat banyaknya dukungan dari berbagai pihak. "Saya ingin mengucapkan terimakasih untuk seluruh sponsor, pemerintahan, supplier dan vendor yang selalu memberikan dukungan,  masukan dan ide segar untuk festival tahun ini," ujarnya, Rabu (2/3).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement