REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi yang diajukan Golkar hasil Munas Ancol, dinilai bisa menjadi pemantik konflik di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
Pengamat politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan mengatakan dirinya mengira kalau Golkar ingin cepat (menyelesaikan konflik), mereka harus berkompromi secara politis.
"Kalau kembali dengan keputusan MA lagi (ditakutkan) akan memicu konflik baru. Jadi tinggal bagaimana mekanisme diatur, bisa saja kubu Agung Laksono mengalah," jelasnya, Kamis (3/3).
Djayadi menuturkan apakah pengesahan kepengurusan munas Bali dapat diselesaikan dengan satu kesepakatan bahwa munaslub terus berjalan. Jadi kata dia, tergantung kompromi politis mereka.
Sebelumnya, memang setelah munas Bali dimenangkan oleh Mahkamah Agung (MA) pada Senin (29/2) kemarin, sedangkan kasasi Ketua Partai Golkar hasil Munas Ancol, Agung Laksono ditolak.
Namun Agung mengatakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar akan tetap diselenggarakan. Dia mengatakan telah berbicara via telepon dengan Aburizal Bakrie, dan munas tetap diselenggarakan.