Jumat 04 Mar 2016 17:14 WIB

Kapolda Metro Duga Sampah Gulungan Kabel Milik PLN

Limbah Kabel. Gulungan limbah kabel ditampung di halaman Kantor Sudin Tata Air, Jakarta Pusat, Rabu (2/3).  (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/Wihdan
Limbah Kabel. Gulungan limbah kabel ditampung di halaman Kantor Sudin Tata Air, Jakarta Pusat, Rabu (2/3). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian menduga sampah gulungan kulit kabel yang menyumbat saluran pembuangan air di kawasan Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Pemeriksaan barang bukti sedang dilakukan Labfor Polri, tapi kita bandingkan gulungan bungkusan kabel itu mirip milik PLN, bukan PT Telkom," kata Irjen Polisi Tito Karnavian di Jakarta, Jumat.

Tito menuturkan, penyidik Polda Metro Jaya bersama Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat telah memeriksa saksi dari PT Telkom dan PT PLN terkait kepemilikan limbah kabel tersebut.

Diungkapkan mantan kapolda Papua itu, kabel milik PT PLN berisi batangan logam mengandung tembaga atau timah untuk mengalirkan aliran listrik.

Sedangkan, kabel milik PT Telkom berisi serabut kecil sehingga penyidik menyimpulkan sementara bungkusan kabel bekas itu berisi tembaga atau timah milik PT PLN.

Kapolda Metro Jaya juga mengatakan, pihak PLN menyebutkan memiliki kabel di bawah tanah yang sudah tidak berfungsi, kemudian membuat jaringan baru. Sedangkan, saluran kabel lama tidak dibongkar atau diangkat.

"Karena biaya pengangkatan itu lebih tinggi daripada harga ekonomis dari kabel bekas yang sudah bertahun-tahun sehingga ada kecenderungan didiamkan di sana," ujar jenderal polisi bintang dua itu.

Tito mengungkapkan, gulungan kabel bekas milik PLN memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena terdapat unsur tembaga ataupun timah yang dapat diperjualbelikan.

Lebih lanjut, mantan kepala Densus 88 Antiteror Polri itu menyatakan Polsek Gambir telah menangkap empat tersangka pelaku pencurian kabel bekas yang terpasang pada saluran pembuangan air.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement