REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Novelis Habiburrahman El Shirazy menggelar acara bincang dan bedah buku "Ayat-ayat Cinta 2" di panggung utama Islamic Book Fair (IBF), Sabtu (5/3). Pada kesempatan itu, penulis yang kerap disapa Kang Abik mengungkapkan motivasinya menulis novel Ayat-ayat Cinta 2.
Ia mengaku hendak menjawab permintaan para pembaca. "Banyak dan sering yang bertanya pada saya, bagaimana kelanjutan kisah Fahri dan Aisyah. Banyak yang merindukan sosok keduanya," ucap Kang Abik.
Setelah direnungkan, Kang Abik pun memutuskan untuk kembali menyusun kisah Fahri dalam Ayat-ayat Cinta 2. Tentunya dengan memberikan warna baru dari buku sebelumnya.
Tak jauh berbeda dengan buku pertama, dalam Ayat-ayat Cinta 2, figur Fahri masih ditampilkan sebagai tokoh yang intelek. "Dalam Ayat-ayat Cinta 2, Fahri akan terus didampingi dengan buku-buku. Di ruang kerjanya ada buku, di kamarnya ada buku. Dia juga seorang ahli filologi yang mengangkat manuskrip-manuskrip Arab dalam disertasinya," tutur dia.
Pemunculan karakter Fahri yang intelek memang bukan tanpa alasan. Kang Abik mengaku sosok Fahri didesain sedemikian rupa semata-mata untuk memotivasi umat Muslim, khususnya mereka kalangan pemuda-pemudi, agar gemar membaca dan bergumul dengan buku. Hal ini juga menjadi motivasinya menulis Ayat-ayat Cinta 2. "Saya ingin mengajak agar kita menjadi Muslim yang berilmu," ujarnya.
Karena menurutnya, Islam telah mengajarkan bahwa ilmu adalah sesuatu yang berharga. Ibadah kita pun, kata Kang Abik, tidak akan sempurna tanpa ilmu.Maka dalam buku Ayat-ayat Cinta 2, para pembaca akan menemukan bagian cerita ketika Fahri menunjukkan wawasan dan ilmu pengetahuannya. "Akan diperlihatkan bagaimana Fahri bersilat dalam ranah intelektual level dunia," katanya.
Dikatakan level dunia sebab dalam Ayat-ayat Cinta 2, Fahri dkisahkan menjadi dosen di University of Edinburgh, Inggris. Setelah itu, ia juga melanjutkan karirnya sebagai pengajar di University of Oxford, Inggris.