REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Panggung Utama Islamic Book Fair (IBF) 2016 dipadati oleh ribuan pengunjung dari berbagai kalangan. Mereka antusias mengikuti gelaran Bedah Buku Pulang karya penulis novel-novel best seller Tere Liye pada Ahad (6/3) di Istora Senayan, Jakarta.
“Apakah semua orang berhak pulang dalam jalan hidupnya?” Dari pertanyaan tersebut Tere Liye mengaku mulai merumuskan naskah novel Pulang.
Tere Liye yang bernama asli Darwis mengatakan novel Pulang berisi sebuah kisah tentang seorang anak muda yang ingin pulang namun bermasalah dengan definisi kata pulang itu sendiri. Karena, menurut Darwis, secara hakiki, kata pulang memiliki penjelasan yang berbeda dalam hidup masing-masing orang.
Melalui novel Pulang, Darwis ingin menyampaikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk memulai bab hidup yang baru dan meninggalkan segala cerita menyakitkan yang pernah terjadi di dalam hidup. Secara eksplisit, hal tersebut dituangkan di dalam sampul novel melalui gambar seperti robekan kertas. Dibalik gambar robekan tersebut nampak gambar matahari terbit yang melambangkan harapan baru di setiap lembar kehidupan.
Darwis mengungkapkan tujuannya menulis selain untuk menghibur masyarakat adalah untuk menghadirkan bahan bacaan yang dapat menggerakkan masyarakat khususnya generasi muda untuk menjadi generasi yang baik dan amanah.
“Pendidikan tersebut bisa didapatkan dari buku, saya berusaha mengirimkan buku-buku yang dapat menggugah masyarakat,” ujar Darwis.