REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, menjadi salah satu tamu yang hadir di lokasi persemayaman terakhir musisi Jazz senior, Ireng Maulana, di Rumah Duka Heaven, RS Dharmais, Slipi, Jakarta Barat. Mengaku sudah lama mengenal akrab Ireng Maulana, Fadli menilai, Ireng Maulana adalah salah satu pioneer dalam perkembangan musik di Indonesia, khususnya musik Jazz.
Fadli mengaku, pernah beberapa kali berdiskusi tentang musik dengan Ireng. Persahabatan dan hubungan mereka pun kian akrab beberapa tahun lalu, saat Ireng mengunjungi perpustakaan milik Fadli Zon. Pada saat itu, Ireng datang dengan pemain biola senior Indonesia, Idris Sardi.
"Saya mengikuti dan banyak mendengar (karya-karya Ireng Maulana, Red) dari Idris Sardi dan waktu dari zaman Eka Sapta. Banyak yang terlintas saat kita berbicara soal karya Ireng. Dia termasuk salah satu pioneer," ujar Fadli saat ditemui di Rumah Duka Heaven, RS Dharmais, Slipi, Jakarta Barat, Ahad (6/3).
Lebih lanjut, Fadli menilai, Ireng adalah sosok yang memiliki concern yang tinggi terhadap musik dan para musisi Indonesia. Selain itu, karya-karya musik Ireng juga banyak mewarnai perkembangan musik di Indonesia.
Kontribusi inilah, ujar Fadli, yang semestinya mendapat perhatian dari pemerintah. "Saya kira, harus kita hargai, karena musisi kita di bidang seni dan budaya tidak bisa dibandingkan dengan yang lain. Artinya kontribusi ini harus dihargai oleh negara," tuturnya Wakil Ketua DPR dari Fraksi Gerindra tersebut.
Secara lebih luas, Fadli menjelaskan, kehidupan para seniman, termasuk musisi, harus dilindungi dan didukung dengan berbagai macam regulasi, terutama regulasi tentang hak royalti. Hal ini dilakukan karena dalam beberapa kesempatan, para musisi tersebut membawa nama bangsa dan merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Bahkan, Fadli menuturkan, di luar negeri penghargaan atau pun appresiasi terhadap musisi dan pelaku seni sudah begitu tinggi. Namun, kondisi itu jauh berbeda dengan Indonesia, yang dianggap masih sangat rendah.
"Tidak hanya di musik tapi di sastra dan seni rupa juga demikian. Mereka membuat pekerjaan sendiri dan membayar pajak sendiri. Seharusnya ada satu penghargaan dan sebuah regulasi yang bisa melindungi kepentingan seniman dan budayawan ini, sehingga mereka bisa hidup selayak-layaknya," kata Fadli.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, selain kedatangan sejumlah kolega dan rekan musisi, lantai dua Rumah Duka Heaven, RS Dharmais, juga dipenuhi oleh berbagai karangan bunga sebagai tanda duka cita atas meninggalnya Ireng Maulana. Karangan bunga itu tidak hanya berasal dari sesama rekan musisi, tapi juga berasal dari berbagai kalangan. Antara lain dari Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono.